Skip to main content

Posts

Showing posts from July, 2019

Menjadi Keluarga Bervisi Surga

Saat dikelilingi banyak anak-anak, saya sering berfikir mengapakah banyak kerusakan yang menimpa hampir semua anak di zaman ini. Padahal kata orang kalau, kalau sedang hamil itu kita tidak boleh 'mbatin', dalam istilah jawa. Tapi bagaimana mungkin kita tidak prihatin jika memang banyak fitnah menimpa anak-anak di akhir zaman ini. Tidak hanya orang dewasa yang jadi sasaran, melainkan juga anak-anak yang masih diibaratkan seperti kertas putih. Saya ingin sekali tidak hanya sekedar membatin atau miris dengan kondisi anak-anak. Tapi tentu saja saya harus mengubah rasa miris ini menjadi suatu solusi atau action. Sebuah langkah yang meskipun kecil, bisa berpengaruh pada kebaikan anak-anak. Keprihatinan pertama adalah kondisi dimana hampir semua anak-anak disibukkan dengan gadget masing-masing. Mulai bangun tidur hingga menjelang akan tidur malam. Mereka asyik dengan gadget masing-masing. Mereka tak lagi mengenal yang namanya permainan tradisional seperti zama

Bed Rest Bahagia dengan Insto Dry Eyes

Banyak karuniaNya yang sering luput untuk kita syukuri Terlalu sering kita mengeluh Atas semua kondisi yang terjadi Padahal kita punya mata yang sehat, Tubuh yang sempurna, dan akal yang jernih Tiap orang diuji dengan cobaan yang berbeda. Selama masih hidup di dunia, kita tidak pernah lepas dari ujian. Ujian ada sebagai pertanda bahwa Allah sayang pada hambaNya.  Ada yang diuji dengan kekurangan harta, konflik dengan orang lain, hingga jodoh yang tak kunjung hadir. Sedangkan saya merindukan hadirnya buah hati. Seperti pasangan yang sama-sama sedang berjuang, ujian ini cukup menguras banyak hal, mulai emosi, pikiran, hingga uang. Tapi begitulah indahnya kehidupan, tanpa air mata kita tak pernah merasakan arti bahagia. Dan akhirnya saya merasakan bahagia itu. Ia hadir saat muncul dua garis di strip tes kehamilan. Alhamdulillah, akhirnya Allah menjawab doa yang selama ini saya panjatkan. Waktu empat tahun adalah masa yang panjang bagi saya. Semua perjuangan untuk bisa hamil d

Kisah Khalifah Umar yang tidak Mengenali Cucunya

People say love at the first sight But I love you before I can see you Quote ini memang benar saya rasakan. Kebahagiaan ini telah saya rasakan setelah bertahun-tahun merindukannya. Apalagi setelah bisa merasakan tendangannya. Sungguh bahagia sekali. Seperti pagi tadi saat si suami membacakan sebuah kisah untuk saya dan si dedek. Dia menunjukkan rasa senangnya dengan menendang lembut perut saya. Hari ini memang spesial karena stimulus untuk si dedek diberikan langsung oleh abinya. Abi membacakan kisah tentang sahabat Umar bin Khattab ra. saat  menjabat sebagai khalifah. Ia melihat di depannya ada seorang anak perempuan kecil dalam keadaan memelas. "Kasihan sekali. Anak siapa ini?"  tanya khalifah Umar pada anaknya, Ibnu Umar. Yang ditanya menjawab, "Ini anak saya, cucu Anda sendiri." "Habis Bapak tidak mau memberi apa yang Bapak miliki." "Kalau saya tidak mau memberi, apakah kamu tidak bisa seperti orang l

Kisah Ditya yang tidak Disiplin (Stimulus Janin dengan Kisah #7)

Hari ini dedek janin di perut mendapat cerita tentang seorang anak yang bernama Ditya. Seorang anak kelas dua SD yang sering membuat ibunya pusing karena ia tidak mau membereskan barang-barangnya. Seperti sore itu, saat asyik bermain tiba-tiba temannya datang memanggil. Ia yakin tidak akan diizinkan ibunya bermain karena belum mandi. Maka ia segera bergegas ke kamar mandi dengan pakaian yang ditaruh sembarangan di depan kamar mandi. Akhirnya ruang dapur berceceran dengan baju kotor Ditya. Ibu telah mengingatkan Ditya berkali-kali agar mau tertib. Tapi tetap saja, seusai pulang sekolah, seragam sekolah dilepas sembarangan, tas, kaus kaki dan sepatupun begitu pula. Tidak heran jika tiap kali berangkat sekolah ia selalu kebingungan mencari barang-barangnya. Saat malam hari, ibu mengutarakan kekecewaannya pada perilaku Ditya tersebut.  Dengan bahasa halus dan bersahabat Ditya mulai paham bahwa perilakunya itu membuat beban ibu semakin banyak. Padahal jika

Mengajak Dedek Sholat Gerhana

Hari ini spesial sekali, karena si dedek tak hanya mendengar stimulus dari saya ibunya saja, tapi juga dari tausyiyah saat saya mengikuti sholat gerhana bulan.  Pagi-pagi sebelum subuh saya dan suami bergeges menuju masjid untuk melaksanakan sholat gerhana bulan. Setelah sholat, ustadz Sholeh mulai memberikan tausyiyah. Tentu saja saya bahagia karena hari ini adalah hari produktif dimana saya bisa mengajak dedek dalam memulai hari dengan amal sholih. Sang Ustadz menceritakan peristiwa gerhana yang ada di zaman Rasulullah. Waktu itu Nabi Muhammad sedang berduka dengan meninggalnya putra beliau yang masih bayi, Ibrahim. Saat terjadi gerhana, siang hari berubah menjadi gelap. Para sahabat mulai banyak yang mengatakan bahwa langitpun ikut sedih dengan kematian putra Rasul. Rasulullah segera bergeges mengumpulkan para sahabat di masjid, seakan ada sesuatu yang penting untuk disampaikan pada para sahabat. Ada ketakutan yang terlihat dari wajah Rasulullah.  Sete

CINTA IBU YANG TAK DISADARI ANAK

Terkadang seorang ibu telah merasa bahwa segenap cinta telah ia berikan pada anaknya. Segalanya sudah ia korbankan untuknya. Tapi kenyataannya anak seolah tidak mengerti rasa cinta itu. Ia menjadi anak yang bandel dan susah diatur. Inilah permulaan kisah yang saya baca dengan keras sambil mengelus-elus perut. Hal inilah yang diceritakan ibu Ardi pada seorang psikolog. Ia merasa ia sudah mencurahkan segenap perhatian pada anaknya. Membelikan berbagai mainan dan mengajaknya jalan-jalan tiap weekend. Tapi Ardhi tidak merasakan cinta yang diberikan oleh sang ibu. Ternyata penyebab adalah sang ibu yang jarang memberikan pujian Ardhi. Tapi sedikit saja si anak berbuah kesalahan, ia langsung mencercanya. Baca:  Pentingnya Memberi Kepercayaan pada Anak #GrabYourImagination #Kuliah BunSay IIP #Level 10 #MembangunKarakterAnakMelalui Dongeng #Tantangan 10 hari

Pentingnya Memberi Kepercayaan pada Anak

Alhamdulillah, akhir-akhir ini si dedek semakin intens menendang-nendang perut. Harusnya saya jadi semakin semangat bacakan dia buku atau mengajaknya ngobrol. Hari ini saya membacakan salah satu penggalan kisah dari buku yang baru saya beli kemarin. Judulnya "Mendidik dengan Cinta" karya Irawati Istadi. Kisahnya tentang seorang anak yang luar biasa aktif, tidak bisa diam. Suatu hari ia diajak bertamu di rumah tetangganya. Seperti biasa, ia berbuat onar. Kursi ia jadikan mobil-mobilan. Dengan suara lantang ia meniru suara mirip mobil. "Brum.. brum.. brum.. Ngengggg" Si ibu sudah memperingatkan, tapi ia tetap cuek. Ia masih asyik bermain. Bruak! Hingga kursinya terjuatuh. Emosi sang ibu tidak tertahankan lagi. "Taruh kursinya! Dasar anak nakal! Gak bisa diberitahu!" Tetangganya yang melihat adegan antara ibu dan anak ini berusaha menengahi. "Enggak kok, adik nggak nakal ya... Adik kan anak sholih yang bertanggungjawab. Pasti na

Kisah Kehamilan Day #3

Hari ini saya bersemangat, karena saya akan kembali hadir di majelis ilmu setelah berbulan-bulan tidak hadir. Awal kehamilan yang masih rawan membuat dokter meminta saya untuk bedrest. Saya bersyukur bisa kembali hadir di taman-taman surga ini. Kesyukuran ini ditambah dengan nasihat sang Ustadz yang mengingatkan tentang pentingnya hadir di majelis ilmu. Sang Ustadz mengingatkan tentang sabda Rasul, "Barangsiapa yang diinginkan kebaikan oleh Allah, maka Allah akan memahamkan ilmu kepadanya." Bahkan sewaktu kajian berlangsung si dedek aktif menendang-nendang. Seakan ia ikut bahagia. Alhamdulillah. Selain kajian, saya tidak lupa untuk berinvestasi untuk dedek bayi, yakni dengan membeli buku tentang parenting. Alhamdulillah hari ini sangat istimewa, semoga Allah menghadiahi nikmatnya kembali di esok hari. Aamiiiin. #GrabYourImagination #Kuliah BunSay IIP #Level 10 #MembangunKarakterAnakMelalui Dongeng #Tantangan 10 hari

Janin di Kandungan ternyata Senang Dibacakan Buku oleh Ibunya

Ternyata sejak dalam kandungan, janin sudah bisa merasakan kegembiraan saat mendapatkan stimulasi dari ibunya. Hal inilah yang saya rasakan beberapa hari ini. Seperti biasanya pagi hari setelah suami berangkat kerja dan setelah beberes, saya selonjoran di kasur sambil buka buka hp. Rasa nyeri dan panas di tangan saya kambuh lagi. Rasa kebas dan kesemutan di tangan ini memang sudah berminggu-minggu saya rasakan sejak kehamilan trimester kedua. Akhirnya saya bangun dan mengambil buku. Mulailah membacakan bayi di kandungan dengan cara membaca keras (read aload). Sambil saya elus-elus perut. Ternyata rasa sakit yang di tangan mulai sedikit mereda. Saat saya berhenti sejenak membaca buku dan mengelus perut, ternyata si dedek menendang perut. Seakan-akan dia berkata "Ayo bacakan lagi ma, ayo..." Masya allah ternyata benar artikel yang pernah saya baca, meskipun belum ada penelitian tentang ini tapi dipercaya bahwa bayi dalam kandungan dapat merasa bahagia jika diber

Menstimulus Janin dengan Membacakannya Buku

Kita semua tentu sudah tahu bahwa anak harus distimulus sejak dalam kandungan. Salah satu cara menstimulus janin adalah dengan mengajaknya berbicara. Alhamdulillah janin dalam kandungan saya sudah memasuki usia 17 weeks, yang dalam Al-Qur'an berarti sudah ditiupkan ruh oleh Allah. Masyaallah. Bertepatan dengan itu, saya dapat tantangan dari Kelas Bunda Sayang Ibu Profesional untuk menstimulus anak dengan dongeng. Dan, ternyata stimulus itu bisa diberikan sejak dalam kandungan. Menurut teman-teman sekelas, stimulus janin ini bisa dilakukan dengan membacakannya buku. "Karena bayi sudah bisa mulai mendengar sejak masih berada di dalam kandungan, maka ibu sudah bisa mulai memperkenalkan suara kepadanya sejak masih mengandung." Begitu kutipan dari artikel  Alodokter .  Membacakan buku ini menjadi salah satu langkah agar bayi mulai mengenal suara kita, ibunya. Cara ini juga disebutkan bisa membangun bonding antara kita dan janin. Wah, makin seru saja