Alhamdulillah, akhir-akhir ini si dedek semakin intens menendang-nendang perut. Harusnya saya jadi semakin semangat bacakan dia buku atau mengajaknya ngobrol.
Hari ini saya membacakan salah satu penggalan kisah dari buku yang baru saya beli kemarin. Judulnya "Mendidik dengan Cinta" karya Irawati Istadi.
Kisahnya tentang seorang anak yang luar biasa aktif, tidak bisa diam. Suatu hari ia diajak bertamu di rumah tetangganya.
Seperti biasa, ia berbuat onar. Kursi ia jadikan mobil-mobilan. Dengan suara lantang ia meniru suara mirip mobil.
"Brum.. brum.. brum.. Ngengggg"
Si ibu sudah memperingatkan, tapi ia tetap cuek. Ia masih asyik bermain. Bruak! Hingga kursinya terjuatuh.
Emosi sang ibu tidak tertahankan lagi.
"Taruh kursinya! Dasar anak nakal! Gak bisa diberitahu!"
Tetangganya yang melihat adegan antara ibu dan anak ini berusaha menengahi.
"Enggak kok, adik nggak nakal ya... Adik kan anak sholih yang bertanggungjawab. Pasti nanti kursinya di kembalikan."
Mendengar kalimat yang menyejukkan dari tetangga ini, si anak langsung berhenti dan mengembalikan kursi ke tempat semula.
Jangan berharap jika kisah ini diakhiri dengan nasihat untuk si anak. Tentang bagaimana adab ketika bertamu. Tidak, sebab ini bukan buku anak-anak.
Sebab ini adalah buku parenting, nasihat diperuntukkan untuk orang tua agar tidak mudah menyumpahi anak dengan kalimat-kalimat buruk. Anak nakal, tak tahu sopan santun, sudah dinasihati, dll.
Seorang ibu harus bisa memberi kepercayaan pada diri anak. Seperti yang dilakukan oleh tetangga itu. Kata-kata, "adek bukan anak nakal, adek adalah anak yang bertanggung jawab."
Yuk, bunda. Mari kita belajar untuk mendidik anak dengan cinta dan kelembutan. Salah satunya dengan cara memberinya kepercayaan. Sebab kepercayaan akan menumbuhkan sebuah energi dan motivasi untuk menjaga kepercayaan tersebut.
#GrabYourImagination
#Kuliah BunSay IIP
#Level 10
#MembangunKarakterAnakMelalui Dongeng
#Tantangan 10 hari
Comments
Post a Comment