Skip to main content

Posts

Showing posts from May, 2011

Surat Perjuangan

           Kepada seluruh kawan seperjuangan            Assalamu'alaikum WR.WB.            Hitam kelam kehidupan telah kita lalui bersama. Selama itu pula kita belajar dan mengenal dunia. Disini pula kita belajar dan mengenal dunia. Disini pula kita mengenal perjuangan. Hingga kita mengenal misi kholifah fil ardh dan pembangunan masyarakat thoyyibah.           Tidak dikatakan pahlawan, jika tak berjuang. Bukanlah seorang mujahid jika tak melakukan usaha perjuangan melawan kebathilan. Dan tidak pantas seseorang mengatakan ingin mewarisi surga jika belum melakukan dan merasakan pahitnya perjuangan.           Baru kemengerti makna perjuangan saat amanah datang dari sekolah yang memintaku mewakili dalam lomba debat se-Jawa Timur di GNI. Aku dan teman-teman berjuang untuk 'proyek dakwah' ini,. dari membuat konsep di malam hari, hingga meluangkan waktu sepulang sekolah untuk berdiskusi.           Telah menjadi sebuah ketetapan dari Allah,           "Sesungg

Dua Cahaya

                Cerpen                Udara menyusup masuk jendela-jendela masjid dengan malas-malas, hanya sesekali. Lukman, karibku itu sedang ‘nggetu’ dengan bukunya. Sedang siang  sehabis jum’atan ini hanya bisa termenung merenungi nasib dakwah islam di sekolahku yang semakin redup. Sudah hampir tiga semester sejak pertama kali masuk SMA, kegiatan kislaman atau yang biasa disebut SKI ( Sie Kerohanian Islam) nyaris musnah di SMA negeriku ini.  Tak ada lagi siswa yang berminat untuk mencari ilmu agama, berdakwah untuk islam dan berjuang menyempurnakan akidah.                “He! Udah pernah tahu kisahnya Muhammad Al-Fatih belum?”Suara Lukmah dengan sangat mengebu-gebu memecahkan sebuah penghayatanku.                “Belum tuh, gimana?”Kataku penasaran.                “Dulu pada ada seorang remaja islam bernama Muhammad A-Fatih yang baru berumur 17 tahun yang telah menggantikan ayahnya menjadi seorang raja. Semangat membara karena termotifasi oleh keterangan gurunya, Asy-Syamsudin ya

Si Syerli Kecil

Bagai bunga yang mekar Menari-nari bersama angin Gemerlipan dengan kemewahan sinar Bahagia mengerubung relung hati Semerbak keharuman iman             Telah tergores dalam lembar kehidupan kisah seorang anak kecil bernama Syerli. Gadis kecil berumur sepuluh tahun yang memiliki ibu seorang non muslim dan sedang ayahnya adalah seorang muslim. Tiap hari ia datang ke musholla untuk mengaji. Ya, ia memilih bersama ayahnya beragama islam.               Gadis kecil itu cantik berkulit putih. Matanya sipit dan senyumnya manis. Sehari-hari ia bermain-main dengan teman-temannya dengan memakai rok pendek, bahkan terkadang pula memakai pakaian 'you can see'. Tentu saja pakaian itu adalah yang biasa dipakaikan mamanya sejak kecil.              Sering ia melihat teman-temannya mengaji, dengan kerudung dan pakaian  tertutup yang enak dipandang mata. Iapun tertarik untuk mengaji di sebuah musholla dekat rumahnya. Tanpa ada suruhan siapun ia terus datang mengaji dengan semngangat dan gembira.