Bagai bunga yang mekar
Menari-nari bersama angin
Gemerlipan dengan kemewahan sinar
Bahagia mengerubung relung hati
Semerbak keharuman iman
Telah tergores dalam lembar kehidupan kisah seorang anak kecil bernama Syerli. Gadis kecil berumur sepuluh tahun yang memiliki ibu seorang non muslim dan sedang ayahnya adalah seorang muslim. Tiap hari ia datang ke musholla untuk mengaji. Ya, ia memilih bersama ayahnya beragama islam.
Gadis kecil itu cantik berkulit putih. Matanya sipit dan senyumnya manis. Sehari-hari ia bermain-main dengan teman-temannya dengan memakai rok pendek, bahkan terkadang pula memakai pakaian 'you can see'. Tentu saja pakaian itu adalah yang biasa dipakaikan mamanya sejak kecil.
Sering ia melihat teman-temannya mengaji, dengan kerudung dan pakaian tertutup yang enak dipandang mata. Iapun tertarik untuk mengaji di sebuah musholla dekat rumahnya. Tanpa ada suruhan siapun ia terus datang mengaji dengan semngangat dan gembira. Akunya, ia ingin menjadi Michel anak yang 'baik'.
Gadis kecil itu cantik berkulit putih. Matanya sipit dan senyumnya manis. Sehari-hari ia bermain-main dengan teman-temannya dengan memakai rok pendek, bahkan terkadang pula memakai pakaian 'you can see'. Tentu saja pakaian itu adalah yang biasa dipakaikan mamanya sejak kecil.
Sering ia melihat teman-temannya mengaji, dengan kerudung dan pakaian tertutup yang enak dipandang mata. Iapun tertarik untuk mengaji di sebuah musholla dekat rumahnya. Tanpa ada suruhan siapun ia terus datang mengaji dengan semngangat dan gembira. Akunya, ia ingin menjadi Michel anak yang 'baik'.
Suatu kali saat sedang diliputi suasana mengaji, dia berkata pada guru ngajinya,
“Ustadzah, boleh nggak Syerli kalo keluar-keluar pake’ jilbab?”Katanya polos.
“Wah..tentu saja, Mbak Bela justru akan bangga”Jawaban gurunya membuatnya cengar-cengir senang. Entah sejak kapan, ia begitu cinta dengan islam.
Pada suatu siang yang cerah, ia terlihat berbeda dari teman-temannya lain maupun berbeda dari tampilan biasanya yang biasa berbalut pakaian minim. Kali ini ia memakai jilbab! Mamanya tentu kaget meski tak bisa juga melarangnya, karena ia anak yang berpendirian kuat lagi keras kepala. Hanya mamanya berkomentar,
"Hei-hei anak mama pakai kerudung kayak Mbok-mbok, haha.."Kata mamanya mentertawakan.
"Michel kan orang islam, harus belajar pake' jilbab! Terserah Mama bilang apa!"Ucap Syerli yang membuat mamanya terdiam.
Waktu berlalu cepat...
Kini Syerli telah beranjak remaja. Menjadi seorang remaja cerdas dengan balutan kerudungnya. Meski di bawah asuhan seorang ibu yang non muslim, berkat kecintaannya yang luar biasa pada islam, dia menjadi sosok luar biasa menjadi bunga yang mekar dan siap menebar aroma keharuman pribadi cantiknya, dengan bermahkotakan akhlakul karimah. Dengan bangga, Bela katakan dialah karib sejak kecilku, Syerli.
"Hei-hei anak mama pakai kerudung kayak Mbok-mbok, haha.."Kata mamanya mentertawakan.
"Michel kan orang islam, harus belajar pake' jilbab! Terserah Mama bilang apa!"Ucap Syerli yang membuat mamanya terdiam.
Waktu berlalu cepat...
Kini Syerli telah beranjak remaja. Menjadi seorang remaja cerdas dengan balutan kerudungnya. Meski di bawah asuhan seorang ibu yang non muslim, berkat kecintaannya yang luar biasa pada islam, dia menjadi sosok luar biasa menjadi bunga yang mekar dan siap menebar aroma keharuman pribadi cantiknya, dengan bermahkotakan akhlakul karimah. Dengan bangga, Bela katakan dialah karib sejak kecilku, Syerli.
Comments
Post a Comment