Skip to main content

Posts

Showing posts from February, 2023

Tips dan Trik Toilet Training Ala Umar Musyaffa

Setelah sharing motivasi memulai toilet training, kali ini saya akan berbagi tentang perjalanan serta cara toilet training ala Umar. Tips ini saya praktikkan setelah banyak bertanya pada teman-teman yang telah berhasil toilet training.  Baca:  Mengapa Harus Mulai Toilet Training 1. Mengajak serta anak tiap kali orang tua ingin ke toilet dan mencontohkannya Anak adalah peniru yang ulung. Jadi kita melatihnya dengan mencontohkannya. Ketika saya mengajak umar untuk ke toilet dan menyuruhnya jongkok, itu sangat susah. Terlalu banyak drama karena dia rupanya tidak mau mengeluarkan pipisnya.  Jadi, tiap saya ingin bak, maka saya mengajak serta Umar. Jika malam hari, maka gantian dengan abatinya.  Karena Umar anak pertama, maka kita orang tuanyalah yang memberikan contoh. Berbeda dengan anak kedua atau ketiga yang punya kakak tidak jauh beda usianya. Menurut pengalaman teman saya, ini lebih mudah. Karena anak akan otomatis meniru kakaknya tersebut.  Poin ini menjadi jawaban bagi teman-teman y

Tugas Utama Orang Tua

Malam ini saya hanya berdua dengan pak suami. Sedangkan Umar sedang luar kota bersama keluar besar saya, bersama mbah kung dan om-omnya.  Meskipun baru setengah hari berpisah dan Insyaallah esok sudah bertemu lagi, ternyata sudah membuat saya rindu.  Saya video call omnya, lalu melihat wajah polosnya dibalik layar hp, ia tampak tertawa semringah. "Umma dimana?" tanyanya. "Umma pulang di bulak jaya, nak." Setelah itu tidak lama saya tutup dan melanjutkan pekerjaan, salah satunya melanjutkan tulisan ini.  Saya mencoba merenung, jika baru beberapa jam saja sudah begitu rindu tawa cerianya, bagaimana kelak nanti ketika ia berpamitan untuk mondok, untuk merantau, bahkan untuk menikah pada wanita sholihah pilihannya kelak.  Ya, anak hanyalah titipan. Mau tidak mau, rela atau tidak, kelak kita akan berpisah. Lalu? Setelah kita dipisahkan oleh Allah kelak. Apa yang akan terjadi? Ternyata kita akan melewati serangkaian pertanyaan dari Allah tentang amanah yang ia titipkan. S

Mengapa Harus Mulai Toilet Training?

  Perjalanan Toilet Training Umar Musyaffa Part 1 Anak saya, Umar, memulai perjalanan ikhtiar dalam toilet training berusia kurang lebih 16-18 bulan. Saat ia sudah bisa bicara dan bisa berjalan.  Ternyata perjalanannya tidak semudah cerita-cerita toilet training yang saya dapatkan di YouTube. Beberapa dari mereka ada yang melatih anak banyak hanya 1 bulan. Sedangkan Umar benar-benar berhasil lulus toilet, artinya sama sekali tidak pakai diaper, baik di rumah atau diluar rumah di usia kurang lebih 2,5 tahun.  Artinya butuh waktu setahun lebih untuk melatih toilet training! Terlihat melelahkan bukan? Tapi setelah ia lulus rasanya sangat membahagiakan hati.  Namun diusia 2 tahunan, dia sudah tidak memakai diaper saat di rumah.  Menurut saya, perjalanan mendidik terberat setelah MPASI adalah toilet training. Perlu pembiasaan yang cukup untuk akhirnya bisa lulus toilet training. Berbeda dengan proses menyapih yang hanya perlu waktu beberapa hari. Meskipun sama-sama butuh perjuangan.  Seinga

Saat Kamu Susah Bergaul

"Saya seorang yang susah bergaul. Sudah berkali mencoba dan selalu gagal. Akhirnya saya menyerah lebih suka menyendiri."  Sebuah pertanyaan dari seseorang pada ustadz yang membuat ingat diri sendiri. Jaman SMA, kuliah sampai bekerja saya merasakan betapa sulit untuk berbaur dengan teman-teman. Selalu merasa sendiri, kemana-mana sendirian.  Bahkan ada beberapa yang bilang bahwa saya asosial.  Lalu jawaban dari ustadz ini seakan menjadi oase bagi orang-orang penyendiri. Memberikan solusi buat yang memilih menyepi daripada bergaul.  Begini penjelasan ustadz.  Allah mengatakan dalam hadits qudsi, “Sebaik-baik sahabat di sisi Allah ﷻ adalah yang terbaik bagi sahabatnya..." (HR. Bukhari No. 15 di dalam al-Adab al-Mufrad, At-Tirmidzi No. 1944 dan dinyatakan sahih oleh al-albani) Jadi tidak ada opsi lain selain bergaul dan bersahabat dengan orang-orang sholih. Kita tak bisa memilih untuk terus menyendiri dan diam dalam goa kita.  Maka tugas kita adalah berjuang untuk mengamalkan