Setelah sharing motivasi memulai toilet training, kali ini saya akan berbagi tentang perjalanan serta cara toilet training ala Umar. Tips ini saya praktikkan setelah banyak bertanya pada teman-teman yang telah berhasil toilet training.
Baca: Mengapa Harus Mulai Toilet Training
1. Mengajak serta anak tiap kali orang tua ingin ke toilet dan mencontohkannya
Anak adalah peniru yang ulung. Jadi kita melatihnya dengan mencontohkannya.
Ketika saya mengajak umar untuk ke toilet dan menyuruhnya jongkok, itu sangat susah. Terlalu banyak drama karena dia rupanya tidak mau mengeluarkan pipisnya.
Jadi, tiap saya ingin bak, maka saya mengajak serta Umar. Jika malam hari, maka gantian dengan abatinya.
Karena Umar anak pertama, maka kita orang tuanyalah yang memberikan contoh. Berbeda dengan anak kedua atau ketiga yang punya kakak tidak jauh beda usianya. Menurut pengalaman teman saya, ini lebih mudah. Karena anak akan otomatis meniru kakaknya tersebut.
Poin ini menjadi jawaban bagi teman-teman yang anaknya tidak mau jongkok. Jika sekedar instruksi saja, anak akan kesulitan menangkap. Tapi dengan mencontohkannya kita sendiri yang jongkok dan buang air di toilet, maka akan cenderung lebih mudah.
Tapi tetap saja, pembiasaan ini tidak bisa sehari dua hari, sepekan dua pekan. Pembiasaan ini perlu pengulangan terus dan terus sampai anak bisa mengatakan sendiri ingin ke toilet.
Kapan Memulai Pembiasaan Ini?
Toilet training bisa dimulai saat anak berumur 16 bulan, bahkan ada yang lebih dini lagi. Pembiasaan ini juga bisa dimulai saat anak bisa bicara. Saat anak sudah bisa request sesuatu dengan kalimat yang jelas, maka ini saatnya memulai.
2. Rutin Mengajak ke Toilet tiap 2-3 Jam
Nah, jika poin pertama sudah mulai kita terapkan, dan ia mau pipis tiap kali dibawa ke toilet, kita bisa mulai melangkah ke tahap dua ini.
Kita tidak menunggu diri kita sendiri kebelet, tapi rutin mengajak anak ke toilet tiap beberapa jam
Interval waktu ini bebas, sesuai kondiri masing-masing ibu. Ada cerita yang saya baca, bahkan ia mengajak anaknya ke toilet tiap 15 menit, dan hasilnya ternyata ia berhasil toilet training hanya dalam beberapa bulan saja.
Nah, intinya harus sabar dan telaten.
Pengalaman saya, memulai ini hanya di pagi dan siang hari saja. Saat sore mau maghrib saya pakaian diaper. Tapi tetap sebisa mungkin kita terapkan poin interval waktu ini. Jadi di waktu isya saat kita berwudhu untuk sholat, dan sebelum tidur, kita lepas diapersnya untuk pipis lalu memakaikannya.
3. Mengganti diaper dengan clodi (cloth diaper)
Sejak bayi memang Umar sudah terbiasa menggunakan clodi, jadi saya sendiri sudah terbiasa dengan sering mengganti clodi dan sering membawanya ke toilet. Dengan clodi ini, ada yang tidak nyaman jika celananya basah, jadi bisa membuatnya minta ke toilet.
Clodi ini juga untuk meminimalisir ibu yang tidak ingin terlalu sering mengepel lantai.
Tapi menurut pengalaman Umar, di usia setahun keatas saya sudah jarang menggunakannya. Sebab usia setahun keatas biasanya air pipisnya sudah tumpah ke lantai dan tetap mengepel. Jadi daripada pakai diaper yang mencucinya susah, saya memilih celana tipis di pagi hari.
4. Membawa ke Toilet Tiap Bangun dan Hendak Tidur
Ini hal wajib, meskipun anak sudah lulus toilet training. Inj juga bisa dilakukan meskipun anak mulai newborn. Ada banyak ibu-ibu yang berhasil toilet training di usia yang sangat dini dengan cara ini dan juga poin 2.
Ayah dan ibu harus bekerja sama untuk rutin melakukan pembiasaan ini. Karena proses ini memang cukup menguras emosi dan keringat.
5. Memohon Pertolongan Allah Selalu
Pada Ramadhan tahun lalu, saya memohon pada Allah agar lebaran tahun itu bisa lulus toilet training. Alhamdulillah Allah kabulkan beberapa bulan setelah lebaran.
Jadi, selalu libatkan Allah pada tiap perjalanan mendidik anak-anak kita.
Insyallah ada pahala dan kebaikan di tiap lelah dan drama yang terjadi. Segera istighfar jika kelepasan memarahi anak karena mengompol, hehe.
Selamat mencoba ya!
Semoga Allah mudahkan.
Comments
Post a Comment