"Ingatlah ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada sahabatnya: ‘Jangan berduka, sesungguhnya Allah bersama kita..” {QS At Taubah [9]: 40} 1. Perbanyak ilmu Ilmu ibarat peta. Kita senantiasa membutuhkannya di sepanjang perjalanan. Apalagi perjalanan panjang dengan medan yang berat. Tidak ada jalan lain, cara agar kita bisa bertahan di tengah kondisi yang berat ini adalah dengan mendekatkan diri dengan ilmu. Hari ini, ilmu di dapat dengan sangat mudah. Kita cukup #dirumahaja dan mulai membuka ilmu dari gadget kita. Kita bisa membaca buku, mendengarkan kajian para Ustadz dari YouTube, mengikuti kajian webinar, juga kulwap. 2. Dekatkan diri dengan Al-Qur'an Al-Qur'an adalah obat yang paling mujarab, untuk semua masalah kehidupan. Hari-hari ini, Allah telah mudahkan kita untuk dekat dengan Al-Qur'an. Percayalah, semakin dekat dengan Al-Qur'an, maka segala duka dan masalah akan makin terasa ringan. Tapi justru sebaliknya, jika k
Posts
Showing posts from March, 2020
Published by
Nabila Cahya Haqi
Mengeja kebahagiaan di tengah-tengah masa-masa sulit seperti ini memang kadang melelahkan. Kita harus menyiapkan banyak stok sabar membersamai anak-anak dan suami selama 24 jam di rumah. Jadi izinkan saya menasihati diri saya dan semua orang tua yang berkenan mengeja tulisan sederhana ini. Dear umma aba, ayah bunda, dan semua orang tua kebanggaan anak-anak, Tentu kita banyak sepakat, bahwa aturan hidup terbaik telah diatur dalam agama kita, tidak terkecuali konsep parenting atau mendidik anak. Ada banyak rahasia parenting terbaik yang Allah siapkan dalam kitab suci dan sunnah Rasul kita. Mari sejenak kita simak pelajaran parenting berharga yang ada dalam surat Lukman. Ada begitu banyak ilmu parenting yang luar biasa hebat jika kita mau mendalaminya. Banyak sekali para ulama yang menjelaskan tentang dahsyatnya nasihat Luqman ini. Sungguh kefakiran ilmu saya membuat saya tidak pantas untuk menyampaikannya. Baca juga: 3 Pencapaian Terbaikku Jadi, izinkan saya menyampai
Published by
Nabila Cahya Haqi
Welcome Sya'ban! Selamat datang! Kedatanganmu menjadi isyarat bahwa bulan termulia akan datang hanya dalam hitungan hati. Bulan ini adalah bulan persiapan untuk menyambut bulan termulia. Ada tantangan yang harus ditaklukkan. Ada amalan yang harus diberbanyak. Ada hati yang harus dipersiapkan. Apakah sahabat pembaca memiliki persiapan khusus menyambut kebahagiaan di tahun ini? Program 30 hari puasa Sebagai perempuan biasa yang penuh kekurangan, saya memang tidak memiliki persiapan khusus menyambut bulan terbaik ini. Namun seperti yang Rasulullah kita anjurkan, saya memiliki program untuk berpuasa menjadi pribadi yang lebih baik. "Better Me Challenge", begitu saya menyebutnya. Sebuah tantangan yang saya ambil untuk menjadi seorang yang lebih baik. Berpuasa sementara dari segala yang menghambat diri ini untuk menjadi the best version of myself. Apakah sahabat juga berkenan mengikuti program puasa ini? Realisasi dan Pencapaian Pekan Ini 30 h
Published by
Nabila Cahya Haqi
Sejak usia kandungan 7 bulan, saya sudah semangat membeli berbagai perlengkapan untuk dedek bayi. Pertama karena bosen di rumah terus, kedua tentu saja karena exciting dengan kehamilan yang telah lama dinanti ini. Memasuki masa trimester ketiga lalu, saya cari fokus pada mempersiapkan keperluan bayi baru lahir. Mulai saya cari referensi di internet, hingga tanya teman-teman yang sudah melahirkan lebih dulu. Tidak hanya itu, saya juga cari-cari referensi lewat membaca berbagai buku. Salah satunya adalah buku "Baby Led Parenting" karya dua bidan di luar negeri. Dari sana saya belajar bahwa ternyata tidak disarankan untuk kita membeli stroller. Mengapa? Karena skin to skin antara ibu dan bayi ternyata lebih penting, apalagi untuk newborn. Menggendong, memeluk dan menimang lebih dibutuhkan untuk membangun bonding dengan si kecil. Tapi menurut saya tetap butuh saat kita harus mengajak si kecil keluar dengan harus jalan kaki yang jaraknya cukup jauh. Perlengkapan Bayi
Published by
Nabila Cahya Haqi
Setiap ibu yang baru melahirkan pasti menghabiskan sebagian besar waktunya berdiam di rumah. Begitu juga saya. Hingga suatu hari seorang sahabat menawarkan perawatan gratis yang ia tanggung biayanya. biar kamu juga bisa me time, Katanya. Tentu saja saya iyakan, alhamdulillah perhatian banget kawan sejak sma ini. Akhirnya saya pilih hari saat suami sedang luar kota, sekalian biar ada temannya. Setelah janjian dengan Mbak Dian, sang terapis, akhirnya kami sepakat untuk perawatan hari Rabu jam 7 di rumah. "Semakin pagi semakin bagus mbak, anak saya masih good mood kalo pagi." Kata saya. Akhirnya sekitar pukul 7.30 Mbak Dian datang sambil membawa peralatan perangnya. Alhamdulillah si bayi masih tidur. Mulailah treatment dilakukan. Teman saya yang mentraktir memilihkan facial jenis baby glow dan detox. Pertama, wajah saya dibersihkan, lalu mulailah proses detox dengan alat yang saya tidak tau namanya. Ternyata meskipun sudah double cleansing, cuci muk
Published by
Nabila Cahya Haqi
Seorang teman bertanya, Gimana bil, rasanya jadi ibu? Rasanya seperti nano-nano, kata saya. Memang lebih banyak manisnya. Asemnya salah satunya pas ditinggal suami dinas beberapa hari. Hadirnya Baby Umar ini juga telah menjadi warna baru yang mengubah kehidupan. Dulu aktivitas yang paling disukai dan bisa adalah travelling saat weekend datang. Kemanapun, saat weekend pokoknya harus keluar. Sekarang berbeda, aktivitas yang paling suka dan bisa ada pada kebahagiaan sederhana saat menjadi ibu. Misalnya tidak ada drama rewel di malam hari, atau selesai semua pekerjaan rumah, baik kura-kura (baca: kora-kora), lumba-lumba (umba-umba) serta nyapu, ngepel. Jika dulu masak adalah aktivitas yang paling saya hindari, karena termasuk aktivitas yang bisa dan tidak suka, sekarang saya jadi suka masak. Apalagi jika masakannya enak dan suami makannya lahap, makin semangat deh. Refleksi Ilmu Selama 3 Bulan Ini Melihap mind map dan target yang saya pasang di awal tahun kemarin, rasa