#teacherstory eps 1 And then I hug them Tell to me myself, "Everything you did for Allah, will always be precious" Hari ini umma cukup rada bimbang, berhubung anak-anak lagi liburan, kelas tahfidznya diliburkan juga, ga ya. Jika diliburkan selama 3 pekan berturut-turut, khawatirnya hafalan menghilang tanpa sebab. Tapi jika masuk, mereka mungkin banyak yang absen, mengingat ya.. it's holiday. Ternyata setelah memutuskan untuk tetap masuk. Ternyata ada dong yang masih mau ngaji. Mungkin ini saatnya mempersiapkan ujian hafalan untuk mereka, dan memberikan hadiah kecil bagi yang berhasil untuk tetap bertahan hingga hari ini. Mungkin pekan ini menjadi pekan yang ringan-ringan saja, tidak perlu setoran hafalan dulu. *Pekan Bermain dan Murojaah* Malam itu. Hanya ada dua orang di halaqah umma, dan disana ada dua gadis cilik yang sudah siap menyetorkan hafalannya seperti biasanya. "Baiklah, kita selesaikan saja sampai akhir juz, ya" mengingat pencapaian hafalan merek
Posts
Showing posts from June, 2022
Published by
Nabila Cahya Haqi
Kisah wafatnya seorang anak wali kota mendadak viral, sebut saja Eril anak Ridwan Kamil (yang semoga Allah mengampuni dan menerima amalnya) Semua kalangan masyarakat Indonesia turut hadir mendoakan anak beliau. Ada seorang yang bertanya apa amalan anaknya hingga namanya harum dikenang semua orang. Ternyata Bapak Ridwan Kamil sendiripun sebenarnya bingung amalan dahsyat apa yang dimiliki anaknya. Dari berbagai sumber, semoga umma bisa merangkum beberapa hikmah yang kita ambil dari Eril. Terlepas semua kekurangannya. Tentu setiap orang punya kekurangan, bukan? Berikut setidaknya lima hikmah dari bisa umma petik seorang pemuda bernama Eril ini. Dari Eril umma belajar banyak hal 1. Eril dikenal paling ramah dengan orang-orang kecil disekitarnya. Hal itu diakui oleh para satpam dan pegawai di lingkungan rumahnya. Ia memanfaatkan privilege yang ia miliki untuk membantu orang lain. Bahkan kata mereka belum ada anak pejabat yang begitu suka memberi dan perhatian seperti anak Ridwan Kamil i
Published by
Nabila Cahya Haqi
"Di rumah sakit, aku disuruh stempel-stempel dokumen!" Kata abati waktu itu. Membuat ummah tetiba tidak terima. "Bukankah dari awal sebelum kontrak, akadnya menjadi pembimbing kesehatan?" Lalu ia cerita lagi, ia mulai ditempatkan sesuai akadnya, menjadi seorang pembimbing. Ummapun mulai bahagia. Tapi ternyata cuma sebentar, sebab ternyata dia ditempatkan seruangan dengan seorang perempuan, belum menikah, apalagi." Ummapun tambah sedih dan terpukul. Mengimani Takdir Begitulah manusia, kita seringkali menggugat takdir Allah. Kita terlalu banyak tidak terima dengan keputusan Allah. Merasa rendah dengan amanah yang Allah titipkan. Menjadi nelongso hanya karena omongan manusia. Kita lupa, bahwa Allah sudah mengingatkan. Apa yang menurut kita buruk, bisa jadi baik menurut Allah. Sebaliknya, apa yang menurut kita buruk, bisa jadi baik menurut Allah. Semuanya Ujian Ada yang diuji dengan belum memiliki momongan, seringkali terpuruk bukan karena kesendiriannya. Mel