#teacherstory eps 1
And then I hug them
Tell to me myself,
"Everything you did for Allah, will always be precious"
Hari ini umma cukup rada bimbang, berhubung anak-anak lagi liburan, kelas tahfidznya diliburkan juga, ga ya.
Jika diliburkan selama 3 pekan berturut-turut, khawatirnya hafalan menghilang tanpa sebab.
Tapi jika masuk, mereka mungkin banyak yang absen, mengingat ya.. it's holiday.
Ternyata setelah memutuskan untuk tetap masuk. Ternyata ada dong yang masih mau ngaji.
Mungkin ini saatnya mempersiapkan ujian hafalan untuk mereka, dan memberikan hadiah kecil bagi yang berhasil untuk tetap bertahan hingga hari ini. Mungkin pekan ini menjadi pekan yang ringan-ringan saja, tidak perlu setoran hafalan dulu. *Pekan Bermain dan Murojaah*
Malam itu.
Hanya ada dua orang di halaqah umma, dan disana ada dua gadis cilik yang sudah siap menyetorkan hafalannya seperti biasanya.
"Baiklah, kita selesaikan saja sampai akhir juz, ya" mengingat pencapaian hafalan mereka juga tak jauh beda.
Surat demi surat mereka baca. Alhamdulillah mereka berhasil.
Umma peluk dan mengatakan, "selamat ya, baarakallahu fiikum".
Akhirnya kalian bisa menyelesaikan satu juz ini dengan baik tanpa kesalahan.
Ada air mata yang menetes.
Perjuangan yang mungkin tak mudah.
Perjuangan orang tua yang menyemangati anaknya agar tetap mengaji.
Perjuangan guru-gurunya agar mereka tetap semangat mengaji.
Perjuangan melawan ego masing-masing.
Ego-ego untuk melawan hawa nafsu yang kadang liar dan nakal.
"Buat apa sih, capek-capek ngaji dan ngajari ngaji? Toh pekerjaanmu juga udah buanyak banget."
"Udahlah, yang realistis aja, kalo capek ya istirahat, ndak perlu memaksakan diri untuk mengaji dan bahkan mengajar mereka!"
"Jangan capek-capek, nanti kamu stress!" ✨
Buat kamu yang hari ini terus melawan ego itu, selamat!!!
Semoga Allah memberimu hadiah atas perjuangan baikmu!
Comments
Post a Comment