"Kamu kok tambah gemuk?" "Tambah gemuk ya sekarang!" "Keliatan lho pipinya tambah chubby!" Begitulah komentar orang-orang yang berseliweran setelah saya menikah. Saya masih nyaman dan bahagia, karena itu berarti suami sukses membahagiakan istrinya. Namun suatu hari, saya shock ketika timbangan menunjukkan hampir di angka 60! Padahal tinggi badan hanya 160 cm. Barulah tersadar, bahwa saya harus mulai diet! Saatnya pasang tali di kepala! Ciat! Saatnya bersiap melawan karbohidrat dan gula berlebih. Perjuangan Dimulai Orang yang paling semangat mendorong untuk diet adalah suami. Beliau yang membuat list ikhtiar yang harus dilakukan. Pertama untuk mengurangi karbo, suami membelikan nasi merah. Rasanya? Jangan tanya, nafsu makan seketika hilang melihat jenis satu ini. Suami juga meminta agar minum jeruk nipis dan teh hijau setiap hari. Ditambah dengan olahraga lari-lari kecil di rumah. Beberapa Bulan Kemudian "Bu, sampean (baca:
Posts
Showing posts from May, 2018
Published by
Nabila Cahya Haqi
"However, all the children are only the children. What's the error and terrrible they made, they only the children. We could not blame them" Suatu siang, kalimat dari beberapa murid lelaki membuat terhenyak, "Ustadzah Nabila lho ngamuk-ngamuk, seneng-ane !" Seketika berekcamuklah segala perasaan di dada. Antara sedih, kecewa, dan marah pada sendiri. Apakah selama ini kehadiranku tak mendapat tempat di hati mereka? Di sisi yang lain, hati ini mengatakan, biarkanlah apa yang mereka pikirkan tentang ibu mereka di sekolah ini. Toh, mereka hanya sebagian kecil. Tapi, jauh di lesung terdalam hati kecil ini, saya menyesal, belum menjadi guru yang baik. Penyesalan selalu di Akhir Itulah mengapa, Allah menurunkan Al-Qur'an, mengutus Rasulullah, dan menghadirkan Rasulullah di tengah-tengah kita. Agar kita tak menyesal karena mengabaikan amanah. Allah mengamanahkan banyak hal pada kita. Dia mengamanahkan kita orang tua yan