Assalamu'alaikum! Semoga semua sobat online umma sehat dan berkah, ya!
Masih inget kisah yang kemarin viral, bapak kesayangan emak-emak ketemu dengan orang terkaya di dunia?
Tenang, we will not talk about politic at all.
Coba simak lagi, apa topik yang dibahas di media?
Kemarin abati Umar cerita bahwa ada ustadz yang membahas hal berbeda.
Coba lihat apa yang dipakai oleh kang terkaya di dunia itu? Jas lengkap? Dasi klimis? Atau malah?
Dan coba lihat bapak kesayangan emak-emak yang kemarin ke Amerika. Pakai dasi dan semuanya serba kebalikan.
Yang terkaya sedunia justru pakai kaos oblong, jauh lebih keren suami-suami kita pas berangkat kerja kan?
Apa sih hikmah dari kisah viral ini?
Orang yang sebenarnya 'kaya', mereka tak butuh lagi penghargaan dari manusia.
Sebab mereka tau, netizen yang katanya selalu benar ini, tidak akan berani nyinyir ke mereka.
"Iiih lu acara gede gini kok pakai kaos oblong sih"
karena mereka yang berani ngomong gini pasti bakal keder duluan. Yekan.
Jadi jika ada dua orang:
Satunya mirip kang sayur di pasar, satunya lagi mirip kang akang yang jaga teller bank.
Kira-kira siapa bosnya? Siapa yang duitnya paling banyak?
***
Kisah diatas masih menggambarkan dunia semata. Apalagi jika kita berbicara tentang akhirat.
Mengapa Rasulullah diminta perhatian khusus pada orang-orang yang dianggap masyarakat mungkin "kelas bawah".
Bahkan kemarin ustadz membahas satu bab khusus di Riyadhus Shalihin tentang ini.
Tentang pentingnya memberi perhatian khusus pada mereka yang dianggap rendah (oleh masyarakat).
Jadi, sudah tau kan, kenapa Allah melarang kita untuk sombong dan merendahkan orang?
Karena fisik hanyalah pandangan manusia. Sangat berbeda dengan pandangan Allah Azza wa Jall.
***
Jadi, jika wajah kita sudang sangat pas-pasan, apa iya pantes kita males wudhu dan sholat. Bukankah nanti wajah kita akan semakin suram?
Jika kita bukan orang berduit seperti si Pak Elon, apa iya kita masih pelit buat sedekah? Tapi kalo ada yang jualan minta harga temen.
Hidup itu cuma sementara, hanya bilangan hari ini, esok atau esoknya lagi, atau taun depan, depannya lagi.
Tidak ada cerita di akhirat nanti selain perkataan semua manusia:
"aku hanya hidup di dunia ini sehari saja."
S E H A R I
Comments
Post a Comment