Kini tiba saatnya kita tak lagi sedekat biasanya, nak. Jika sejak lahir Umar Musyaffa' selalu ada di dekapan ummah, kini semuanya berbeda.
Biasanya Umar tak bisa jauh dari ummah karena harus menyusu, kita tak lagi.
Dulu mungkin Umar tak bisa tidur jika tidak dengan dekapan ummah, sekarang tak lagi, nak. Kau bisa tidur dengan abah, om, mbah, atau siapapun yang dekat denganmu. Semua tak lagi sama, karena kamu telah disapih. Masya Allah Tabarakallah.
Allah ingin memberikan hikmah pada kita, bahwa kita akan berpisah. Mau tidak mau, siap atau tidak, kita akan berpisah dengan orang yang kita cinta. Karena tidak ada yang abadi di dunia ini, semua akan sirna, semua akan berpisah. Yang bisa kita perjuangkan saat ini adalah bagaimana kita bisa berkumpul kembali di surgaNya.
Yang ummah yakini, bahwa Islam memerintahkan para ibunda untuk menyapih anaknya di usia dua tahun. Tidak dijelaskan waktu yang "saklek", boleh kurang atau lebih dari 24 bulan.
Banyak seruan di telinga kanan kiri ummah tentang tak perlunya menyapih terlalu dini. Apalagi Umar yang akhir-akhir ini sering batuk pilek karena cuaca. Juga secara fisik Umar yang terlihat kurus kecil, meskipun secara tumbuh kembang alhamdulilah masih normal.
Tapi sebagai seorang Muslim, kita diperintahkan untuk sami'na wa atho'na. Kami dengar dan taat pada semua perintah Allah.
Perintah Allah untuk menyapih bayi di usia 2 tahun jelas adalah yang terbaik untuk semua umat manusia. Tuhan yang menciptakan manusia, maka Dialah yang paling tau yang terbaik untuk manusia itu.
Hebatnya, banyak penelitian medis dan ilmu yang banyak disampaikan oleh para ahli dan dokter yang mengamini perintah Allah ini. Dua tahun adalah waktu yang pas untuk mengASIhi. Bahwasanya ASI di usia dua tahun keatas sudah tak lagi bermanfaat bagi seorang bayi.
Malam itu ummah sudah ingin sekali menyapih Umar, padahal masih belum genap dua tahun. Rasanya memang sudah tidak nyaman menyusuinya terlalu lama. Apalagi dia masih kebiasaan tidur sambil nen. Jadi punggung sering sakit.
Awal malam dia mau melepas nen, hanya minum sebentar, lalu di puk-puk dan tidur. Tapi saat tengah malam dia terbangun, blar! Dia rewel berjam-jam tidak mau tidur. Akhirnya ummah putuskan pending dulu sapihnya. Mungkin ia memang masih punya hak dapat ASI. Sambil ummah nemambah ilmu dengan tanya-tanya teman yang berhasil menyapih anaknya.
Akhirnya bulan depan saat dia berumur 24 bulan 16 hari, ummah kembali mencoba untuk menyapih Umar dan Allahuakbar! Berkat pertolongan Allah, berhasil menyapih Umar dengan minim drama.
Bagaimana caranya?
1. Meminta pertolongan Allah
Percobaan pertama membuat ummah khawatir akan terjadi drama berjam-jam lagi. Sehingga berulang kali ummah mohon pertolongan Allah dengan doa meminta kemudahan,
اللَّهُمَّ لاَ سَهْلَ إِلاَّ مَا جَعَلْتَهُ سَهْلاً وَأَنْتَ تَجْعَلُ الحَزْنَ إِذَا شِئْتَ سَهْلاً
Ya Allah, tidak ada kemudahan kecuali yang Engkau buat mudah. Dan engkau menjadikan kesedihan (kesulitan), jika Engkau kehendaki pasti akan menjadi mudah.
Ternyata kemudahan dari Allah inu adalah kunci keberhasilan menyapih minim drama.
2. Sounding setiap hari saat dia meminta ASI.
Sejak kegagalan ummah pada percobaan pertama, sounding hampir dilakukan tiap dia meminta ASI. Sampai dia hafal, "Adik Umar sudah be..?" "Saar" "habis ini ndak boleh mimik aa.." "SI".
"Katakan pada anak, bulan depan adek sudah dua tahun, sudah tidak boleh ya.."
3. Mulai mengurangi menyusui, saat dirasa dia cukup kenyang, lepas ASInya. Rewel? Wajar, yang penting terus sounding bahwa ia sudah besar, tidak boleh minum ASI banyak-banyak.
4. Komunikasi dengan pasangan
Menyapih memang harus bekerjasama dengan suami. Saat dirasa anak, ibu dan ayah sudah siap, barulah kita mulai penyapihan.
Alhamdulillah semuanya berjalan dengan mudah, tak seberat yang dibayangkan sebelumnya. Mintalah pertolongan dari Allah. Sebaik apapun rencana kita, tak akan pernah terjadi kecuali dengan izinNya.
Selamat berjuang, ummah, umi, ibu, bunda!
Comments
Post a Comment