Skip to main content

Hikmah Tinggal Serumah dengan Orang Tua




 

Tiap keluarga memang punya pencapaian masing-masing. Bukan hak kita mempertanyakannya.


Kok hidup bertahun-tahun masih ngontrak sih.


Enak banget ya, tinggal di pondok mertua indah.

Duh, kamu ngapain aja say, kok belum ngumpulin apa-apa, Shopee terus aja sih.

Dan sederet kalimat nyinyir lain. 


Sayapun alhamdulillah belum mendapatkan kalimat terang-terangan bernada nyinyir begitu.


Yang jelas, saya memang benci ditanya,

"tinggal dimana sekarang? Sama ortu apa udh rumah sendiri?"


Ummah tinggal di lantai dua, membersamai orang tua yang tinggal di bawah.


Dari atas bisa terlihat jelas pemandangan "KHAS" anak-anak.


Ada yang suka mukuli adeknya sendiri, kadang bahkan ditendang dan dikeplaki, si adik hanya bisa nangis merengek.


Ada yang pernah membuang sandal kawannya ke genteng di sebelah rumah sambil mesoh-mesoh.


Ada yang sukak bully teman-temannya. Ada yang selalu kalah dan berakhir menangis pulang ke rumah orangtuanya.


Kemarin, terjadi perenungan mendalam.


Apa maksud Allah memperlihatkan semuanya ini.


Kalau ummah boleh bertanya, kira-kira apa ya?


Ummah sendiri masih menerka-nerka, sebab kadang sebagai manusia biasa, pengen punya rumah yang Instagramable.  Buka jendela, melihat hamparan taman dan kolam renang, wkwk.


Mungkin ada salah satu hikmahnya.


Anak itu bagaimanapun tetap anak. Meski kadang umma meneriaki mereka dari atas, persis kayak wasit. Tapi ternyata mereka tetaplah anak. Bukan orang dewasa yang telah sempurna akal pikirnya.


Anak itu tentang ORANG TUA. Mereka yang jadi penganut 'janco*ers' sebenarnya karena mereka mendengar kalimat itu tiap hari, baik dari orang tua atau teman. 


Anak suka memukul, karena begitulah orang tuanya mungkin mendidik mereka. 


Mereka suka dzolim ke temen, mungkin karena orang tuanya juga sering dzolim ke orang lain 😭


Lalu bagaimana esok, satu dua tahun lagi, saat umma harus melepas Umar sepenuhnya keluar, tanpa back up dari kami orang tuanya. Bisakah ia bertahan ketika di bully dan tidak menjadi seorang pembully?


Semua tergantung ummah dan abati, tergantung dari mama papanya, ayah bundanya. 


Bagaimana engkau menciptakan rumah, begitulah anakmu akan TUMBUH.

Comments