Skip to main content

#1 Assalamualaikum Umar

 

Cerita hikmah


Krek!


"Aaa.."


Duk! 


"Aaa.."


Treng buak buak buak...


"Aaa.. Astaghfirullah!"


Entah berapa teriakan yang hari ini ummah keluarkan. 


Polah dan tingkat Umar yang mengejutkan setiap hari.


Merobek buku. 


Menumpahkan air.


Meminum air mandinya sendiri. Bahkan kadang air cuci piring. 


Makan sabun. Makan kertas. Bahkan menyesap baju yang akan dijemur.


***


Akhir tahun ini Umar memasuki usia 2 tahun. Artinya sudah setahun lebih suasana rumah ummah dan abbah berubah. 


Dari yang biasanya sepi, sunyi, tanpa kegaduhan. Kini berubah!


Menjadi ramai dan penuh suasana baru. Selalu ada hiruk pikuk yang dibuat oleh seorang bayi bernama Umar.


Masya Allah Tabarakallah!


***


Ramadhan 2018


Ramadhan yang senyap. Ummah tidak bisa ke masjid. Hanya bisa titip doa pada abbah, agar bayi yang dikandungnya sehat dan selamat sampai lahir di dunia. 


Ya. Ini adalah kedua kalinya ummah hamil. 


Kehamilan pertama gugur. Setelah pendarahan yang terus menerus. 


Kehamilan pertama yang hampir-hampir saja membuat ummah menyerah. 


Menyerah untuk bisa lagi percaya dan berprasangka baik pada Allah. Menyerah untuk jadi orang baik. Menyerah pada kehidupan. 


Tapi Allah masih sayang ummah. Allah beri petunjuk dan ganti yang jauh lebih baik.


Alhamdulillah Allah kabulkan doa yang saat itu dipanjatkan dengan hati yang kacau balau, 


إنّاَ لِلهِ وإنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ اللَّهُمَّ أجُرْنِي فِي مُصِيبَتي وأَخْلِفْ لِي خَيْراً مِنْها

 

Innâ lillâhi wa innâ ilaihi râji‘un. Allâhumma ajirnî fî mushîbatî wa akhlif lî khairan minhâ.


“Sesungguhnya kami adalah milik Allah, dan sungguh hanya kepada-Nya kami akan kembali. Ya Allah, karuniakanlah padaku pahala dalam musibah yang menimpaku dan berilah aku ganti yang lebih baik daripadanya”


Hingga akhirnya banyak kejutan yang terlalu indah untuk dikenang. 


Setelah musibah keguguran itu. 


Ummah berhenti untuk berharap pada dokter, herbal, terapi, atau apapun yang saat itu ummah ikhtiarkan.


Berhenti untuk berharap pada sesuatu yang lemah. Yang tak bisa memberikan apa-apa tanpa seizinNya. 


Berhenti dari berharap dari suami. 


Berhenti untuk takut mendengar pertanyaan,


"Belum isi kah?"


Pasrah dan pasrah. 


Hingga akhirnya. Sesuatu kejutan mulai berdatangan. 


Hamil? Bukan.


Sesuatu yang lain yang tak kalah indah. 




Berlanjut, Insyaallah.

Semoga Allah mudahkan. 



Tawakkal itu indah. Saat dimana kita berhenti berharap pada selainNya. Saat dimana kita tau bahwa sekeras apapun kita berusaha, tidak akan bisa terjadi tanpa seizinNya. Kita juga sadar bahwa sebesar apapun yang kita impikan, tidak ada yang sulit bagi Allah untuk mewujudkannya. 






Comments

Post a Comment