Menemani anak belajar memang tidak mudah. Kita butuh kata ajaib untuk bisa melakukan dengan bahagia. Yakni sabar dan telaten. Berapapun banyaknya ilmu yang kita kumpulkan, tanpa dua kata itu semua akan sia-sia. Sama halnya dengan mengajarkan anak makan dan minum. Butuh kesabaran dan ketelaten ekstra. Meski sudah ikut kelas MPASI berjilid-jilid, menghabiskan banyak uang untuk ikut webinar, tetap saja akan gagal jika kita tidak siap untuk sabar. Persis seperti saat pertama kali mengajari Umar makan, dan minum. Banyak drama terjadi. Mulai hoek saat suapan pertama, tidak mau membuka mulut sama sekali, hingga rewel saat sudah bertemu makanan. Semua ilmu dan teori dari para dokter ambyaar. Rasanya ingin menyerah. Apalagi dia hanya doyan bubur instan. Tapi setelah dimotivasi keluarga untuk memasak sendiri, akupun terus belajar. Tips Mengenalkan Bayi Makan dan Minum Hingga akhirnya alhamdulillah saya menemukan pattern yang tepat menyajikan MPASI. Apa saja itu? Berikut bebe
Posts
Showing posts from July, 2020
Published by
Nabila Cahya Haqi
Tidak terasa 6 bulan sudah ritme kehidupan berubah semenjak menjadi ibu. Selama itu pula saya digembleng dalam sebuah sekolah bernama "Bunda Cekatan". Saya telah dididik untuk berubah menjadi seorang ibu yang cekatan. Seorang ibu yang melewati fase dari telur, ulat, kepompong hingga menjadi kupu-kupu yang siap terbang menebarkan manfaat. Fase Telur 🍳 Pertama saya diajarkan untu k membuat peta kehidupan, dalam sebuah mind mapping yang berisikan tujuan dan rencana kehidupan. Fase Ulat 🐛 Tahap berikutnya saya menjadi ulat yang harus memakan sebanyak-banyaknya makanan. Mengambil makanan dari berbagai sumber yang sudah ditetapkan dalam fase ulat. Fase Kepompong Saya harus berpuasa di tahap ini. Menjauhi segala hal yang tidak berfaedah. Menghilangkan kebiasaan buruk yang menghalangi diri untuk terbang. Fase Kupu-Kupu Fase terakhir sebelum siap terbang adalah menjadi seorang mentor (pengajar) dan mentee (murid). Selama setengah tahun ini saya menjalani
Published by
Nabila Cahya Haqi
Dulu saya mengira tinggal di apartemen itu hanya untuk orang-orang yang suka menyendiri, tidak membutuhkan banyak akses untuk sosialisasi. Tapi pandangan saya berubah setelah melihat postingan teman yang tinggal di apartemen. Ternyata tinggal di apartment juga tetap memungkinkan untuk bersosialisasi. Bangunan apartment kini paling ideal bagi kawasan perkotaan yang padat penduduk. Keren juga bila saat bangun tidur, kita bisa melihat pemandangan kota dari ketinggian. Apalagi setelah rajin mengikuti postingan mom selebgram Inspiratif Retno Hening yang tinggal di sebuah flat di Oman. Temannya banyak juga ternyata. Selain itu juga luas dengan banyak fasilitas mewah. Tentu jika satu kali ada pilihan untuk tinggal di apartemen, saya akan segera mengiyakan. Kenapa tidak? Setidaknya ada beberapa kriteria apartemen ideal yang layak kita pilih sebagai hunian atau investasi. Berikut ini 5 kriteria apartemen yang layak untuk dipilih. 1. Lokasinya Strategis Point ini menjadi yang
Published by
Nabila Cahya Haqi
Akhirnya pembelajaran di kelas Bunda Cekatan berada pada ujung pertemuan. Tak terasa berbulan-bulan terlewati untuk mengasah diri menjadi mentor dan mentee. Ada hal yang perlu di evaluasi, ada pula yang perlu untuk disyukuri. Salah satunya adalah berbagai kemajuan yang ada selama kelas ini berlangsung. Berikut beberapa kemajuan yang diutarakan oleh dua mentee untuk saya, mentornya. Kemajuan Saya sebagai Mentor Setelah diberikan list kemajuan saya oleh mente, saatnya saya memberikan apresiasi pada dua mentee yang telah berkenan membersamai saya dalam tahap kupu-kupu ini. Kemajuan untuk mentor dalam sudut pandang mentee Mbak Ainun: ✅Berupaya mengambil kesempatan yg dtg utk mengasah ilmu bloggingnya dg menjadi seorang mentor ✅Berupaya lebih baik dalam menyiapkan materi dari pekan ke pekan meski ada beberapa kendala ✅ Berkomitmen untuk mementoring mentee hingga selesai ✅ Berupaya berkomunikasi aktif dalam setiap pekan di setiap mentoring Kembali lagi, kemajuan ini han