Dear anakku Umar, genap umurmu 5 bulan, artinya sebulan lagi umma harus mempersiapkan MPASImu.
Dear Umar, umma memang seorang ibu yang mungkin sama dengan semua ibu di dunia ini.
Sama-sama memiliki lelah dalam membersamaimu, sama-sama merasakan bahagia saat mencandaimu, dan sama-sama bangga saat mulut mungilmu memanggil gelar kebanggaan itu, umma, umi, ibu, bunda atau gelar-gelar mulia lainnya.
Tapi nak, umma berbeda dari ibu lainnya.
Umma memang bukan perempuan kaya raya yang bisa memberimu segudang fasilitas mewah.
Umma juga bukan perempuan cantik, yang tiap hari menghiasi media dan layar kaca, perawatan mahal dan tetap cantik meski usia dan jumlah anak bertambah.
Umma juga bukan perempuan yang berpendidikan tinggi, bergelar S3 dari luar negeri.
Meski pernah memiliki mimpi itu, tapi sudah umma kubur dalam-dalam sejak membersamai abah dan memperjuangkan kehadiranmu.
Nak, tapi umma adalah ibu yang berbeda.
Umma memiliki doa-doa panjang untukmu. Doa-doa yang selalu umma lukiskan seperti mimpi-mimpi indah sepanjang zaman.
Umma bermimpi dan berdoa, kelak kaulah yang akan menggandeng tangan umma abahmu ke surga.
Tak hanya itu nak, umma punya mimpi agar dirimulah yang meletakkan mahkota kemuliaan karena hafalan Al-Qur'anmu. Ya nak, umma akan berjuang sekuat tenaga agar kau jadi hammilul Qur'an, tak hanya penghafal Qur'an, tapi Qur'an menjadi jalan hidup utamamu.
Umma juga punya mimpi, agar dirimu menjadi pelanjut mimpi abah untuk menjadi seorang ulama yang tsiqoh.
Ya, beberapa waktu yang lalu abah bermimpi mengisi sebuah kajian dengan menggunakan kitab salaf tanpa harakat alias kitab gundul. Semoga ini jadi petunjuk agar umma dan aba selalu memperjuangkan mimpi ini.
Meski sampai saat ini umma abah masih tak juga bisa nahwu sharaf, umma akan terus berdoa agar kau jadi pewaris para Nabi, menjadi kuat dan hebat seperti Rasulullah, Umar radhiyallahu 'anhu, dan para manusia terbaik sepanjang zaman lainnya.
Nak, ummamu ini hanyalah seorang guru, seorang mentor dengan beberapa murid yang siap mendengarkan segala dari umma.
Jadi izinkan umma hari ini bercerita tentang ini pada sahabat pembaca cerita bahagia ini.
Cara dan Cerita Jadi Mentor
Alhamdulillah.
Akhirnya umma resmi menjadi mentor, memiliki dua mentee special dari kelas parenting terinspiratif yang pernah umma ikuti, Institut Ibu Profesional.
Murid pertama adalah seorang ibu rumah tangga istimewa asal Riau bernama Mbak Ainun Istiharoh. Dia membersamai 2 anak yang berusia 4 tahun dan 2 tahun.
"Terimakasih sudah mempersilahkan saya untuk mengambil ilmu yg sangat berharga ini." begitu kata Mbak Ainun.
Mente umma kedua adalah ibu rumah tangga yang tidak kalah keren juga. Berasal dari Balikpapan. Namanya Mbak Renny Oceanita Nasution. Memiliki tiga buah hati yang semuanya homeschooling.
Kata Mbak Renny yang menggetarkan adalah,
"(Saya ingin) meninggalkan jejak digital yang semoga bermanfaat buat bekal saya pulang."
Semoga ummanya Umar ini bisa amanah ya nak, doakan umma selalu. Umma akan membagi ilmu tentang Blogging. Umma ingin kedua mentee special ini bisa mencapai apa yang sudah umma sudah capai hari ini. Bahkan harus lebih dan lebih dahsyat dari umma.
Menjadi seorang blogger profesional yang mampu menghasilkan rupiah dari menulis di blog. Bukan uang yang dikejar, melainkan pengalaman dan rasa bahagia saat tulisan kita ternyata mendapat beribu apresiasi dari banyak pihak.
Salam cinta dari umma,
13 Ramadhan, 7 Mei 2020
#jurnalke1
#tahapkupukupu
#buncek1
#institutibuprofesional
Masya Allah
ReplyDeleteMasya Allah
ReplyDelete