Banyak orang menganggap sebelah mata seorang ibu rumah tangga. Pekerjaan ini dianggap sepele hanya karena urusannya hanya seputar anak, dapur, dan kasur.
Padahal seorang ibu rumah tangga harus menjadi seorang ibu yang berdaya.
Beberapa waktu yang lalu, saya mendengar sebuah kajian yang mengingatkan tentang pentingnya mempunyai impian yang besar.
Sebab setiap Muslim tidak boleh hanya sekedar menjadi seorang yang biasa-biasa saja.
Seorang ibu harus bermimpi untuk jadi ibu yang spesial, bercita-cita agar anaknya menjadi orang besar.
Maka sayapun juga harus bermimpi besar. Ya, sebagai seorang ibu rumah tangga saya tidak ingin hanya menjadi biasa saja, stuck menjadi seperti sekarang.
Tidak, saya harus bermimpi besar seperti ibunda para ulama. Saya juga bermimpi menjadi seorang women entrepreneur sukses seperti Ibunda Khadijah radhiyallahu 'anhu. Seorang wanita surga yang dengan hartanya membiayai dakwah sang suami.
Harus pula bermimpi menjadi wanita cerdas dan berilmu seperti Ibunda Aisyah. Dengan keluasan ilmunya, menjadi rujukan ilmu para sahabat setelah Rasulullah wafat.
Selain itu, saya juga ingin merajut mimpi sebagai penulis yang karyanya memberi manfaat besar bagi masyarakat, menjadi penerus para ulama. Misalnya kitab Riyadhussholihin karya Imam Nawawi yang hingga hari ini masih dikaji dan dihafal.
Mimpi menjadi penulis besar ini saya mulai saya rajut dengan bergabung dengan komunitas yang bervisi jauh kedepan seperti komunitas Ibu-Ibu Doyan Nulis. Berawal dari mimpi untuk memberdayakan para ibu rumah tangga, kini komunitas ini telah membantu ribuan perempuan mewujudkan mimpinya untuk menjadi penulis.
Saat mulai menekuni menjadi Blogger, saya bergabung dengan komunitas Ibu-Ibu Doyan Nulis yang didirikan oleh Teh Indari Mastuti.
"Kalau ibu rumah tangga seperti saya bisa produktif nulis, saya yakin IRT lainnya juga bisa melakukannya." begitu katanya.
Akhirnya pada 24 Mei 2010 berdirilah sebuah komunitas yang memilih visi menelurkan penulis-penulis baru di kalangan ibu rumah tangga, Ibu-Ibu Doyan Nulis.
Kini hampir 10 tahun IIDN mengorbitkan banyak perempuan untuk menjadi penulis.
Selama bertahun-tahun itulah, IIDN menjadi pelengkap Teh Iin saat mengalami masa-masa sulit. Beliau ingin bangkit dari keterpurukan dengan membagi manfaat bagi para ibu lainnya.
Bertemu dengan sesama IRT yang juga cinta menulis ternyata jadi self healing paling efektif bagi Teh Indari Mastuti.
Berkat ketelatenan beliau, kini Indscript telah memberikan banyak manfaat sebesar-besarnya bagi perempuan dengan menjadikan mereka berdaya dan bermanfaat dengan menulis.
Alhasil, kini lebih dari 4.000 karya para anggota IIDN telah tersebar di berbagai penerbit besar di Indonesia mulai dari Gramedia Pustaka Utama, Elex Media, Penebar, dan berbagai penerbit besar lainnya.
Kini, saya semakin yakin untuk terus berkarya bersama para penulis lainnya di IIDN. Tak hanya menjadi penulis, melainkan juga pebisnis dengan banyak belajar bersama Indscript. Jadi, tertarik untuk bergabung?
Padahal seorang ibu rumah tangga harus menjadi seorang ibu yang berdaya.
Beberapa waktu yang lalu, saya mendengar sebuah kajian yang mengingatkan tentang pentingnya mempunyai impian yang besar.
Sebab setiap Muslim tidak boleh hanya sekedar menjadi seorang yang biasa-biasa saja.
Seorang ibu harus bermimpi untuk jadi ibu yang spesial, bercita-cita agar anaknya menjadi orang besar.
Maka sayapun juga harus bermimpi besar. Ya, sebagai seorang ibu rumah tangga saya tidak ingin hanya menjadi biasa saja, stuck menjadi seperti sekarang.
Tidak, saya harus bermimpi besar seperti ibunda para ulama. Saya juga bermimpi menjadi seorang women entrepreneur sukses seperti Ibunda Khadijah radhiyallahu 'anhu. Seorang wanita surga yang dengan hartanya membiayai dakwah sang suami.
Harus pula bermimpi menjadi wanita cerdas dan berilmu seperti Ibunda Aisyah. Dengan keluasan ilmunya, menjadi rujukan ilmu para sahabat setelah Rasulullah wafat.
Selain itu, saya juga ingin merajut mimpi sebagai penulis yang karyanya memberi manfaat besar bagi masyarakat, menjadi penerus para ulama. Misalnya kitab Riyadhussholihin karya Imam Nawawi yang hingga hari ini masih dikaji dan dihafal.
Mimpi menjadi penulis besar ini saya mulai saya rajut dengan bergabung dengan komunitas yang bervisi jauh kedepan seperti komunitas Ibu-Ibu Doyan Nulis. Berawal dari mimpi untuk memberdayakan para ibu rumah tangga, kini komunitas ini telah membantu ribuan perempuan mewujudkan mimpinya untuk menjadi penulis.
Latar Belakang Berdirinya Ibu-Ibu Doyan Nulis (IIDN)
Awalnya Teh Iin, begitu panggilan sehari-hari, melihat dirinya sebagai seorang ibu rumah tangga yang punya kecintaan di bidang kepenulisan.
Teh Iin merasa ingin menggerakkan para ibu rumah tangga untuk menjadi berdaya dengan menulis, pekerjaan yang bisa dikerjakan di rumah.
"Kalau ibu rumah tangga seperti saya bisa produktif nulis, saya yakin IRT lainnya juga bisa melakukannya." begitu katanya.
Akhirnya pada 24 Mei 2010 berdirilah sebuah komunitas yang memilih visi menelurkan penulis-penulis baru di kalangan ibu rumah tangga, Ibu-Ibu Doyan Nulis.
Kini hampir 10 tahun IIDN mengorbitkan banyak perempuan untuk menjadi penulis.
Selama bertahun-tahun itulah, IIDN menjadi pelengkap Teh Iin saat mengalami masa-masa sulit. Beliau ingin bangkit dari keterpurukan dengan membagi manfaat bagi para ibu lainnya.
Bertemu dengan sesama IRT yang juga cinta menulis ternyata jadi self healing paling efektif bagi Teh Indari Mastuti.
Berkat ketelatenan beliau, kini Indscript telah memberikan banyak manfaat sebesar-besarnya bagi perempuan dengan menjadikan mereka berdaya dan bermanfaat dengan menulis.
Alhasil, kini lebih dari 4.000 karya para anggota IIDN telah tersebar di berbagai penerbit besar di Indonesia mulai dari Gramedia Pustaka Utama, Elex Media, Penebar, dan berbagai penerbit besar lainnya.
Kini, saya semakin yakin untuk terus berkarya bersama para penulis lainnya di IIDN. Tak hanya menjadi penulis, melainkan juga pebisnis dengan banyak belajar bersama Indscript. Jadi, tertarik untuk bergabung?
Teh Indari itu role model aku. Berkat Sekolah Perempuan aku punya buku solo dan buku-buku berikutnya menyusul terbit. Idenya engga habis-habis teh Indari dan semangatnya memberdayakan perempuan di lingkungan sendiri, salut deh...
ReplyDeleteAwal saya baca buku yang berjudul "Amazing 30", saya bacalah kata pengantar terlebih dahulu . Nah, disana saya baca Teh Indari yang bisa membantu sang penulis dalam menyelesaikan bukunya. Darisitu saya kepo dengan nama itu. Ternyata setelah tahu, wowwwww perjuangan Teh Indari♥️♥️. Semoga bermunculan Teh Indari- Teh Indari lainnya
ReplyDeleteKalau bicara tentang pemberdayaan perempuan, Teh Indari memang selalu akan diingat oleh banyak orang. Bercermin dari beliau, aku jadi bersemangat untuk mengembangkan kemampuan menulis dan yakin bahwa bisa mengembangkan potensi ini untuk masa depan.
ReplyDeleteAku juga mulai konsen nulis dan buku antologi karena nyemplung di IIDN. Ibu-ibu doyan nulis yang bikin upgrade diri lebih baik.
ReplyDeleteBenar2 menginspirasi spya bisa sukses seperti beliau dan terus memberdayakan sesama perempuan ya mba..
ReplyDeleteKisah yang sangat menginspirasi dari teh Indari ini ya Mbak. Perempuan pun bisa tetap berdaya meskipun di rumah. Semangat menempa diri menjadi lebih baik dan produktif.
ReplyDeleteTerus terang Dewi tahu nama teh Indari dua tahun belakangan ini, dan MasyaAllah beliau begitu inspiratif bagi para perempuan ya mbak:)
ReplyDeleteSemoga IIDN semakin sukses dan memajukan perempuan dalam dunia kepenulisan ya. Saya juga merasa terinspirasi dengan teh Indari
ReplyDeletewah aku jadi tau kisah sukses di balik komunitas ibu-ibu doyan nulis ini ya. saya jadi merasa terinspirasi,
ReplyDeleteMenulislah walau hanya satu buku seumur hidup, itu kata2 teh Indari yang selalu kuingat. Alhamdulillah sejak bergabung IIDNdari 2013, tanpa praktik, baru mulai kembali di akhir tahun 2016, alhamdulillah 2017 dan seterusnya masih lanjut menulis.
ReplyDeleteMasyaAlloh jadi buku terbitan IIDN itu sudah bukan kaleng-kaleng ya mb, keren banget. Udah diterbitin gramedia. Saya sebagai pemula dan anggota baru patut banget bangga berkesempatan menjadi bagian dari IIDN. Semoga suatu hari bisa menulis antologi di IIDN, aamiin.
ReplyDeleteKomunitas pertama yg sy ikuti adlh iidn. sy byk mendpt indpirasi utk serius menulis d komunitas tsbt. dpt byk tmn2 baru jg
ReplyDeleteKiprah Teh Indari memang sudah tidak diragukan lagi. Energinya yang luarbiasa bisa membantu banyak perempuan tetap produktif dan berdaya meski dikerjakan dari dalam rumah saja. Selamat Milad Indscript.
ReplyDeleteMembaca kisah teh indari membuat aku semangat mbak..
ReplyDeleteJadi pd ternyta ibu rumah tangga juga bisa berdaya
di rumah menjadi semakin produktif jika kita memahami hal-al yang bisa kita lakukan. makasih sharingnya
ReplyDelete