Semua orang kini membicarakan tentang Covid-19. Semua media di televisi, berita online, hingga linimasa sosial media pribadi kita membahas tentang kondisi wabah ini.
Sebagai blogger biasa tentu saya tidak berkapasitas berbicara tentang Covid-19 dari sisi kesehatan. Saya hanya ingin berbagi tentang hal-hal baru yang hari ini Allah hadirkan disaat kondisi wabah ini berkembang. Entah itu musibah ataukah peringatan dari Allah, yang jelas pasti kita semua jelas selalu ada hikmah di setiap musibah apapun yang Allah hadirkan.
Bagaimana dengan keluarga besar saya? Adik saya yang beberapa bulan terakhir bekerja di sebuah cafe kopi, harus berhenti bekerja karena perusahaannya diminta tutup paksa oleh petugas.
Covid-19 juga telah mengubah wajah Ramadhan kita semua. Bagi saya, sungguh ini adalah Ramadhan kedua yang menyedihkan. Sama dengan Ramadhan tahun lalu, saat masih hamil Umar dengan kandungan yang lemah. Harus bed rest di tempat tidur, tarawih di rumah, tidak bisa iktikaf di masjid, juga tidak pula bisa silaturahim. Seharusnya Ramadhan tahun saya berniat mengajak Umar untuk kembali menikmati masa-masa indah Ramadhan. Meski ternyata takdir berkata lain, pasti Allah hikmah dan pelajaran atas ini semua.
Ya, Ramadhan kali ini harusnya menyedihkan pula bagi kita semua umat Muslim. Ramadhan yang biasanya semarak karena berkumpul bersama di masjid, kini kitalah yang harus mengubah rumah menjadi masjid.
Kini ia berusia 4 bulan. Ialah yang membangunkan kami untuk sahur dengan rengekannya. Seperti tadi pagi. Ia terbangun pukul 3, lalu terlelap lagi saat ummanya sedang menyiapkan sahur.
Baby Umar juga menemani umma tarawih di rumah. Ia sibuk bermain, tengkurap, lalu berguling lagi untuk terlentang. Masyaallah, tabaarakallah.
Saya jadi teringat nasihat Ustadz Umar Mita beberapa hari yang lalu. Seorang ulama berkata, jika ingin musibah wabah berakhir, beberapa hal yang harus dilakukan adalah dengan banyak beristighfar dan berbagi.
Ya, berbagi adalah salah satu jalan pintas agar kita musibah wabah ini berakhir.
Kita semua sepakat akan hadits Nabi, "sebaik-baik orang adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain",
Lalu, manfaat apa yang sudah kita bagi untuk orang disekitar kita? Hal sederhana yang bisa kita lakukan adalah menyisihkan sebagian rizki yang Allah berikan untuk membantu orang di sekitar kita.
Penghasilan ga seberapa, mana bisa bantu orang? Justru saat kita mau berbagi di kondisi sempit inilah, Allah akan mencurahkan banyak keberkahan dan mencukupkan seluruh kebutuhan kita.
Mari kita buktikan hadits Nabi ini,
"Tidak akan berkurang harta yang disedekahkan! Bertambah! Bertambah! Bertambah!"
Sebagai blogger biasa tentu saya tidak berkapasitas berbicara tentang Covid-19 dari sisi kesehatan. Saya hanya ingin berbagi tentang hal-hal baru yang hari ini Allah hadirkan disaat kondisi wabah ini berkembang. Entah itu musibah ataukah peringatan dari Allah, yang jelas pasti kita semua jelas selalu ada hikmah di setiap musibah apapun yang Allah hadirkan.
Apa itu Covid-19?
Dikutip dari laman resmi WHO, Corona Virus ini adalah sekelompok virus yang bisa menyebabkan suatu penyakit pada hewan dan manusia. Beberapa jenis virus ini dapat menyebabkan infeksi pada saluran nafas manusia. Sehingga bisa terjadi penyakit seperti batuk pilek dan penyakit lain seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
Virus Corona ini pertama kali ditemukan di Wuhan, Tiongkok pada bulan Desember 2019. Sedangkan Covid-19 sendiri adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jenis coronavirus yang baru ditemukan. Seperti yang sudah kita ketahui, bahwa Covid-19 telah ditetapkan oleh WHO sebagai bencana pandemi, artinya telah menjadi ancaman bagi seluruh penduduk di muka bumi. Termasuk saya dan keluarga kecil saya.
Dampak Covid di Keluarga
Suami kini lebih banyak work from home. Bekerja di sebuah instansi pemerintah memang membuat penghasilan suami masih stabil. Namun jauh sebelum adanya Covid-19, penghasilan bulanan menjadi tidak sebaik dulu. Sekarang saya harus berusaha memutar uang yang seadanya agar dapur tetap mengepul.Bagaimana dengan keluarga besar saya? Adik saya yang beberapa bulan terakhir bekerja di sebuah cafe kopi, harus berhenti bekerja karena perusahaannya diminta tutup paksa oleh petugas.
Covid-19 juga telah mengubah wajah Ramadhan kita semua. Bagi saya, sungguh ini adalah Ramadhan kedua yang menyedihkan. Sama dengan Ramadhan tahun lalu, saat masih hamil Umar dengan kandungan yang lemah. Harus bed rest di tempat tidur, tarawih di rumah, tidak bisa iktikaf di masjid, juga tidak pula bisa silaturahim. Seharusnya Ramadhan tahun saya berniat mengajak Umar untuk kembali menikmati masa-masa indah Ramadhan. Meski ternyata takdir berkata lain, pasti Allah hikmah dan pelajaran atas ini semua.
Ya, Ramadhan kali ini harusnya menyedihkan pula bagi kita semua umat Muslim. Ramadhan yang biasanya semarak karena berkumpul bersama di masjid, kini kitalah yang harus mengubah rumah menjadi masjid.
Sebuah Anugerah
Bagaimanapun juga, bagi saya ini adalah Ramadhan pertama kalinya yang membahagiakan. Karena ini adalah Ramadhan pertama bersama makhluk mungil yang Allah hadirkan untuk membersamai saya. Umar Musyaffa Al-Ayyubi. Alhamdulillah, ini adalah Ramadhan pertama baby Umar.Kini ia berusia 4 bulan. Ialah yang membangunkan kami untuk sahur dengan rengekannya. Seperti tadi pagi. Ia terbangun pukul 3, lalu terlelap lagi saat ummanya sedang menyiapkan sahur.
Baby Umar juga menemani umma tarawih di rumah. Ia sibuk bermain, tengkurap, lalu berguling lagi untuk terlentang. Masyaallah, tabaarakallah.
Apa Makna Covid-19 Bagimu?
Kondisi masing-masing orang tentu berbeda dengan adanya musibah wabah ini. Ada sebagian yang merasakan nikmatnya bisa bekerja dari rumah, dan juga kembali bisa membersamai anak-anak di rumah. Ada pula sebagian yang terpaksa harus menderita banyak ujian hidup dengan adanya musibah ini. Mulai usaha yang gulung tikar di PHK, kekurangan makanan, hingga harus mati karena kelaparan. Seperti yang sudah banyak beredar di media.Saya jadi teringat nasihat Ustadz Umar Mita beberapa hari yang lalu. Seorang ulama berkata, jika ingin musibah wabah berakhir, beberapa hal yang harus dilakukan adalah dengan banyak beristighfar dan berbagi.
Ya, berbagi adalah salah satu jalan pintas agar kita musibah wabah ini berakhir.
Kita semua sepakat akan hadits Nabi, "sebaik-baik orang adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain",
Lalu, manfaat apa yang sudah kita bagi untuk orang disekitar kita? Hal sederhana yang bisa kita lakukan adalah menyisihkan sebagian rizki yang Allah berikan untuk membantu orang di sekitar kita.
Penghasilan ga seberapa, mana bisa bantu orang? Justru saat kita mau berbagi di kondisi sempit inilah, Allah akan mencurahkan banyak keberkahan dan mencukupkan seluruh kebutuhan kita.
Mari kita buktikan hadits Nabi ini,
"Tidak akan berkurang harta yang disedekahkan! Bertambah! Bertambah! Bertambah!"
Comments
Post a Comment