Skip to main content

#5 Tantrum? Gagal Mendidik Finansial? Bagaimana Cara Mencegahnya?






Pada tulisan sebelumnya, saya banyak membahas tentang upaya mendidik anak cerdas finansial di usia dini. Nah, di edisi ke lima ini saya masih ingin membahas lebih lanjut tentang ini.

Pertama, tentu saja karena topik tantangan kali ini adalah “Mendidik Anak Cerdas Finansial Sejak Dini”. Kedua karena saya rasa masa krisis pembentukan karakter anak adalah berada di usia dini. 
Well,  izinkan saya belajar terlebih dulu tentang trantrum. 

Mengenal Tantrum

Tantrum adalah kondisi dimana anak melakukan sebuah perlawanan dengan cara menangis, berteriak, meronta dan bahkan hingga bergulung-gulung di lantai. Hal ini terjadi biasanya saat anak ingin mengkspresikan apa yang ia mau, atau ia ingin menunjukkan suatu keinginan yang tidak bisa diungkapkannya, dan bisa juga karena ia ingin menekan orang tuanya agar keinginannya tersebut dituruti.

Pernah suatu kali, saya melihat anak yang mengalami tantrum ini saat di sebuah mall. Dalam gendongan ibunya, ia terus meronta dan menangis. Hingga jilbab sang ibu ditarik-tariknya hingga tak karuan. Lalu suami saya berkata,

“Jika anakmu nanti seperti itu, apa yang kamu lakukan?”
Tentu saja waktu itu saya bingung. Belum berpengalaman dan punya ilmu tentang itu. Tapi seiring berjalannya waktu, saya harus banyak belajar dengan membaca banyak tips, parenting, dll.

Apakah Tantrum Berarti Gagal dalam Mendidik Finansial Anak?

Kembali ke peneyabab tantrum. Selain karena ia belum tahu cara mengekpresikan keinginannya dengan baik, ia marah karena menganggap orang tua tidak menuruti apa yang anak inginkan.  Anak juga belum memahami apa itu kebutuhan dan keinginan sesaaat yang tidak harus dituruti.

Disinilah letak peran pendidikan finansial bagi anak. Dalam tulisan sebelumnya, saya telah membahas bahwa di usia dini, anak tidak bisa kita terapkan hukuman. Langkah utama yang harus sering kita lakukan adalah banyak menceritakan pada mereka konsep rezeki. Dari siapa rezeki itu datang dan kelak kita akan ditanyai untuk apa rezeki yang telah Allah berikan pada kita.

Anak-anak di usia TK atau bahkan pra TK biasanya telah bisa memahami mengapa kita harus banyak bersyukur atas rezeki yang Allah berikan. Kita bisa mengisahkan anak-anak malam yang ada di negera-negara Islam, misalnya Palestina atau Suriah yang kelaparan dan tiap haris harus menghadapi ancaman kematian.

Langkah Preventif Mencegah Tantrum

Berikut ini saya simpulkan beberapa cara menanamkan pendidikan finansial bagi anak usia dini, agar tantrum atau kondisi buruk semisalnya, bisa kita hindari:

1. Mengenalkan pada anak siapa pemberi rizki. Kenalkan bahwa Allah Maha Pemberi Rizki, Allah Maha Adil dan Allah sayang sama setiap hambanya.

2. Kenalkan anak untuk mensyukuri nikmat yang Allah berikan. Ajari anak untuk melihat kondisi anak-anak di usianya yang kelaparan, tidak punya baju, bahkan tidak punya orang tua.

3. Ajarkan pada anak tentang hisab di akhirat, bahwa semua rezeki yang datang akan ditanya dari mana datangnya dan untuk apa digunankan. Masih ingat kisah Nabi saat mengeluarkan kurma zakat yang sudah ditelan untuk cucunya? Nah, ini adalah contoh contoh bahwa sejak balita pun kita sudah harus menanamkan konsep halal haram. 

Jadi, langkah pertama untuk mencegah tantrum adalah menamakan mereka pendidikan anak di usia dini. Sebagai penjelasan langkah preventif, saya akan mencoba mengumpulkan apa yang sudah saya baca di tulisan berikutnya.

Sekian, semoga tulisan ini bermanfaat bagi saya, karena esok hari saya akan membuka tulisan-tulisan ini lagi dan membandingkan semua hal yang terjadi pada anak-anak saya. Selain itu semoga pembaca juga bisa mereguk manfaat dari tulisan ini. Dengan izin Allah, kita akan berjumpa pada tulisan berikutnya. 

#KuliahBunsayIIP #Tantangan10Hari #Level8 #RejekiItuPastiKemuliaanHarusDicari #CerdasFinansial 




Comments

  1. Saya masih PR banget mengajarkan anak pertama saya tentang mensyukuri nikmat karena yang lain bahkan jauh lebih sulit.

    Karena dia anak pertama, yang mana kaminya lebay pertama kali punya anak, apa2 dikasih, jadinya dia tumbuh jadi anak yang kurang peduli, meskipuunn ga tantrum juga sih, tapi saya malah jatuhnya ngomel ngajarin dia, dan sudah pasti yang ditangkap ngomelnya doang, bukan pesannya hahahah

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah, sudah berpengalaman ya Mbak.. Mendidik memang sebuah proses belajar tanpa henti.

      Delete

Post a Comment