Hari yang dinanti akhirnya tiba! Waktunya agenda datang di Islamic Book Fair!
Saya mengajak suami yang rada ogah-ogahan. Yup, Akhir-akhir ini kami berdua memang sudah jarang bersinggungan dengan buku. Senang sekali beli dan beli, tapi setelah itu dibiarkan tergeletak.
Bersama bayi-bayi, kami menikmati tiap stand buku di IBF. Senang sih meskipun hanya lihat-lihat. Efek akhir bulan, hehe.
Tidak lama, kami pindah area ke perpustakaan Surabaya yang ada di depan area pameran. Pameran kali ini cukup dekat dengan rumah, di Balai Pemuda Surabaya.
Sejak kecil, saya dan suami memang memiliki kesamaan hobi membaca buku. Jadi orang yang kenal dengan kami pasti tahu jika kami berdua semi-semi introvert, haha.
Sama-sama suka sibuk dengan diri sendiri. Bukan orang yang rame apalagi vocal di kelas. Eits, jangan salah, tapi kami masih tetap punya banyak teman.
Sebab introvert bukan berarti tidak bisa bergaul, in the some cases mereka hanya akan memproteksi diri sendiri dari lingkungan.
Meskipun akhirnya, saya sering menyebut suami saya sebagai kurang teman, dan suami sering menuduh saya kurang pergaulan, haha.
Jodoh!
Bicara soal buku, kita sudah membahas banyak di seri tulisan "Produktif dengan Buku"
Orang-orang besar tidak bisa lepas dari buku dan ilmu. Kita pun tahu para ulama baik pada zaman Rasulullah hingga kini pasti kehidupannya tidak lepas dari buku.
Inilah yang ingin saya bangun untuk jadi orang tua bintang.
Menjadikan keluarga kami para pecinta buku, ilmu dan majelis ilmu.
Berat ya, kedengarannya?
Iya, lha wong sekarang gadget berusaha merampas kita dan anak-anak kita.
Menonton video kajian di YouTube serasa lebih mengasyikkan daripada baca buku atau hadir di majelis ilmu.
Stalking sosial media seakan jadi lebih menghibur daripada melihat deretan judul buku dan daftar isinya.
Jadi, kita harus apa?
Harus berjuang untuk me-manage itu semua!
Berusaha mengatur kapan kita boleh pegang hp, kapan harus baca buku dan kapan harus hadir di majelis ilmu.
Sebab tanpa ini, hidup akan jadi let it flow like a water.
Siap berjuang mulai baca buku lagi, Nabila?
Absolutely yes.
Tak hanya membaca buku, tapi juga membacakannya pada anak-anak. Seneng lho akhirnya anak-anak bisa mulai punya ketertarikan dengan buku.
Meskipun si adik yang umur 2 tahunan, baru menikmati gambar-gambar yang ada di buku.
Semoga Allah mudahkan kita untuk mulai cinta dengan buku dan majelis ilmu. Ayo, berjuang bersama, ayah bunda!
Saya mengajak suami yang rada ogah-ogahan. Yup, Akhir-akhir ini kami berdua memang sudah jarang bersinggungan dengan buku. Senang sekali beli dan beli, tapi setelah itu dibiarkan tergeletak.
Bersama bayi-bayi, kami menikmati tiap stand buku di IBF. Senang sih meskipun hanya lihat-lihat. Efek akhir bulan, hehe.
Tidak lama, kami pindah area ke perpustakaan Surabaya yang ada di depan area pameran. Pameran kali ini cukup dekat dengan rumah, di Balai Pemuda Surabaya.
Sejak kecil, saya dan suami memang memiliki kesamaan hobi membaca buku. Jadi orang yang kenal dengan kami pasti tahu jika kami berdua semi-semi introvert, haha.
Sama-sama suka sibuk dengan diri sendiri. Bukan orang yang rame apalagi vocal di kelas. Eits, jangan salah, tapi kami masih tetap punya banyak teman.
Sebab introvert bukan berarti tidak bisa bergaul, in the some cases mereka hanya akan memproteksi diri sendiri dari lingkungan.
Meskipun akhirnya, saya sering menyebut suami saya sebagai kurang teman, dan suami sering menuduh saya kurang pergaulan, haha.
Jodoh!
Bicara soal buku, kita sudah membahas banyak di seri tulisan "Produktif dengan Buku"
Orang-orang besar tidak bisa lepas dari buku dan ilmu. Kita pun tahu para ulama baik pada zaman Rasulullah hingga kini pasti kehidupannya tidak lepas dari buku.
Inilah yang ingin saya bangun untuk jadi orang tua bintang.
Menjadikan keluarga kami para pecinta buku, ilmu dan majelis ilmu.
Berat ya, kedengarannya?
Iya, lha wong sekarang gadget berusaha merampas kita dan anak-anak kita.
Menonton video kajian di YouTube serasa lebih mengasyikkan daripada baca buku atau hadir di majelis ilmu.
Stalking sosial media seakan jadi lebih menghibur daripada melihat deretan judul buku dan daftar isinya.
Jadi, kita harus apa?
Harus berjuang untuk me-manage itu semua!
Berusaha mengatur kapan kita boleh pegang hp, kapan harus baca buku dan kapan harus hadir di majelis ilmu.
Sebab tanpa ini, hidup akan jadi let it flow like a water.
Siap berjuang mulai baca buku lagi, Nabila?
Absolutely yes.
Tak hanya membaca buku, tapi juga membacakannya pada anak-anak. Seneng lho akhirnya anak-anak bisa mulai punya ketertarikan dengan buku.
Meskipun si adik yang umur 2 tahunan, baru menikmati gambar-gambar yang ada di buku.
Semoga Allah mudahkan kita untuk mulai cinta dengan buku dan majelis ilmu. Ayo, berjuang bersama, ayah bunda!
#Tantangan10Hari
#Level7
#KuliahBunsayIIP
#BintangKeluarga
IBF nya masih ada nggak ya kira2 mbak? hehehe
ReplyDeleteUdah selesai Mbak.. Terakhir waktu libur Isra'Mi'raj kemarin.. Hehe
Delete