Skip to main content

Insya Allah sudah Ikhlas

Waktu berjalan sangat cepat. Meski baru kemarin berbincang-bincang mesra dengan suami tentang mimpi-mimpi menjadi seorang ibu dan ayah.

Secepat itu pula aku merasakan bagaimana rasanya kehilangan calon bayi yang telah kutunggu sejak 3 tahun.

Mataku masih belum bisa membuka. Aku hanya bisa mendengar suara-suara. Termasuk suara dokter dan para perawat yang baru saja melakukan kuret untuk mengambil janin yang tak lagi berdenyut.

Perlahan-lahan aku bisa mengintip dunia. Melihat suasana tempat operasi yang mengerikan.

Ya Allah, rupanya Allah masih mengembalikan nyawaku. Tapi kenapa? Bukankah lebih baik aku kembali kepada Tuhan. Berhenti merasakan pedihnya penderitaan hidup di dunia.

Astaghfirullah. Mengapa aku masih berpikir seperti ini? Bukankah aku berkata sudah ikhlas?

Saat dokter berkata,

"Ini janinnya sudah tidak ada denyutnya. Harus dibersihkan. 

Makanya kenapa terus mengeluarkan darah dan terus nyeri? Karena itu proses alami tubuh untuk mengeluarkan barang yang tidak berguna." Kata dokter.

Ya Rabbii, bisa-bisanya mengatakan janin yang ada dalam rahimku tidak berguna. Ini adalah calon bayi yang sudah kutunggu selama tiga tahun.

Lalu dokter berkata lagi,

"Gimana, sudah ikhlas?"

Sejujurnya aku menunggu kalimat dari suami. Tapi suasana tetap hening juga.

"Bismillah. Insya Allah saya ikhlas dok" kata saya pelan. 

Melatih Kemandirian Hari Kedua belum Dimulai


Seharian saya bedrest di rumah orang tua. Jadi list kemandirian yang sudah saya buat itu tentu belum bisa saya kerjakan.

Pulang dari rumah sakit pagi hari, siang hingga malamnya hanya bisa makan, ke kamar mandi dan tidur.

Semua serba dilayani. Bahkan malam harinya saya ditanya,

"Ingin apa?" Kata umi. Karena sudah berhari-hari ingin nasi goreng, jadilah saya bilang saja ingin nasi goreng, hehe.

Tak lama umi datang membawakan nasi goreng. Alhamdulillah.

Tak lama kemudian ibu-ibu tetangga berdatangan. MasyaaAllah.. padahal sebelumnya aku membayangkan orang-orang datang menjenguk bayiku. Tapi ketentuan Allah berkata lain.

Tapi aku yakin bahwa tak lama lagi orang-orang akan datang lagi ke rumah. Bukan untuk menjenguknya yang baru saja kuret, tapi menjenguk bayi yang baru saja kulahirkan. Insya Allah.

Ya Allah, bantu hamba untuk senantiasa yakin bahwa semua ketentuanmu baik bagi hamba.




#Harike2
#Tantangan10Hari
#GameLevel2
#KuliahBundaSayang
#MelatihKemandirian
#InstitutIbuProfesional

Comments

  1. Semoga Allah memberikan kekuatan dan kesabaran lebih bagi mba sekelg dlm menghadapi ujian ini.. Aamiin..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Amiiin Ya Mujiibassa'iliin.. terima kasih banyak Mbak.. 😊

      Delete
  2. Maa syaa Allaah.. ukhtii yang tegar ya.. in syaa Allaah amanah itu juga akan segera hadir di rahim ukhtii☺

    ReplyDelete
    Replies
    1. Amiiin Ya Rabb.. memang saya selalu berdoa agar diberi Allah ganti yang lebih baik.. 😄

      Delete
  3. Peluk Mbk Nabila..semoga yang terjadi adalah yang terbaik menurut Allah, dan InsyaAllah Yang Pengasih akan memberikan ganti yang lebih baik. Aamiin

    ReplyDelete

Post a Comment