Terlalu banyak aliran rasa yang ingin dibagi. Tentang judul satu ini, cara untuk bisa keluar negeri. Banyak cerita yang berlarian di otak, sehingga bingung harus memulainya.
Baiklah, akan saya awali dengan aliran rasa bahagia yang saya rasakan beberapa hari ini.
Selain sebagai penulis amatir di blog ini, kegiatan saya lainnya adalah memimpin tim untuk membangun iCan Course, sebuah kursus online Bahasa Inggris yang murid dan pengajarnya di berbagai wilayah di Indonesia dan sebagian kecil di luar negeri.
Hari-hari saya tidak lepas dari mengajar, mulai mengajar anak-anak hingga dewasa, baik online maupun tatap muka.
Seringkali saya memotivasi murid-murid untuk go international atau minimal menggunakan ilmu Bahasa Inggrisnya untuk berteman dengan teman di luar negeri.
Sebelum berpesan, kami (tim iCan Course) memang sudah memulainya, yakni dengan mendatangkan pengajar dan murid dari luar negeri di iCan Course.
Namun, baru kemarin saya menemukan aliran rasa bahagia menginjakkan kaki pertama kali di luar negeri.
Mungkin banyak teman-teman yang sudah biasa keluar masuk luar negeri.
Namun bagi saya, sungguh ini adalah dalah perjuangan yang tak mudah. Apalagi dengan status sebagai Backpacker atau Travel Blogger yang hanya bermodal nekat (baca: Bonek).
Banyak tantangan yang dihadapi untuk akhirnya sampai ke luar negeri. Mulai dari ban bocor sewaktu perjalanan ke Juanda, tanya tempat tambal ban sana-sini. Padahal menurut jadwal pesawat sudah akan take off 2 jam lagi. Terpaksa kami harus berjuang menuntut sepeda hingga sampai parkiran Juanda.
Belum lagi dompet berisi dolar dan ringgit yang hilang. Hingga suami yang dicekal hampir sejam sewaktu melewati cek imigrasi ke Singapura. Mendung gelap, ditambah petir sudah menyambar-nyambar di pikiran.
Bagaimana kalau nanti gak jadi boleh masuk Singapura, di deportasi, dll. Duh, belum lagi saya ingat kalo bapak suami ini masih susah bicara Bahasa Inggris.
Tapi semua aliran rasanya tetaplah membahagiakan. Sebab inilah salah satu nikmat Allah yang berikan pada saya, seorang perempuan yang masih compang camping dalam ibadah.
*Haadzaa minfadli Rabbii.*
Cara Tercepat untuk Keluar Negeri
1. Tata niat terlebih dulu
Bagi saya yang sudah menginginkan keluar negeri sejak bertahun-tahun yang lalu, maka saat kesempatan itu datang, hal yang pertama kali saya tata adalah menata niat.
Bagi suami saya, sudah barang tentu niat Beliau adalah untuk membahagiakan saya sebagai istrinya. Sebab ia adalah orang yang paling tahu betapa besar saya mencita-cita hal ini.
Namun bagi diri ini, saya harus membuat list berbagai tujuan mengapa dan untuk apa saya keluar negeri.
Maka saat niat untuk sudah "baik" bagi Allah, tak perlu waktu lama bagi Allah mengabulkan dan menghadiahkan pada kita.
Utama dan tak boleh terlupa
Niat ibadah karena Allah. Dimanapun kita berpijak, seberapa jauh kita melangkah, maka cita-cita apapun harus dikarenakan salah satu ibadah kepada Allah. Sebab tujuan kita diutus di dunia ini hanya satu; memurnikan ketaatan pada Allah.
( Lihat QS. Al-Bayyinah)
2. Siapkan jalur mana yang akan ditempuh
Jika ingin mendapatkan beasiswa atau short course keluar negeri GRATIS, maka siapkan TOEFL IELTS, dan semacamnya.
Namun karena saya tak memilih jalur ini, saya tak akan membagi lebih jauh tentang ini, kecuali teman mau bergabung di iCan Course (yah, akhirnya promosi tipis-tipis juga, hehe).
Jika ingin sekedar melancong atau jalan-jalan dengan dana terbatas, maka siapkan yang pertama mental untuk mau berjuang saat berada di sana.
Siap untuk makan sehari sekali, siap untuk jalan kaki jauh, dan tentu saja siap tabungan untuk beli tiket dan pesan hotel atau minimal guest house.
Saya tak pernah merekomendasikan untuk tidur di bandara. Big no! Apalagi untuk perempuan, pastikan ada mahram yang membersamai.
Jika jalan yang ingin kita tempuh adalah Ke baitullah, maka jalan utama adalah ikhtiar dengan berdoa dan berusaha untuk menabung.
Maka mari bersama kita usahakan mimpi tertinggi dan terbaik saat keluar negeri ini. Karena sampai hari ini saya masih terus berjuang dan memanjatkan doa agar sampai kesana.
3. Sisanya serahkan semua pada Allah.
Barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan memcukupi kebutuhannya.
Sekalian sekelumit tips dan pembukaan yang akan saya awali sebelum membagi berbagai detail yang terjadi saat berada di luar negeri.
Seperti kisah bahagia saat dijemput dan disambut oleh teman blogger di Malaysia. Hingga kisah lain yang sungguh perlu banyak halaman untuk mengukirnya.
Sampai jumpa di postingan berikutnya.
30 Maret 2018,
Sehari setelah menginjak bumi Allah di Malaysia dan Singapura.
Nabila Cahya Haqi
Saya belum pernah ke LN mba.huhu..terimakasih sarannya mba..mdhan bisa menjejak juga, harus siap dgn segala ketidaknyamanan y mb :|
ReplyDeleteIya Mbak.. semoga Allah mudahkan menjejakkan bumi Allah di luar negeri ya 😄
DeleteSelamaat berkunjung ke LN, Mbaaak. Ke LN bukan pekara biaya aja, tapi juga keinginan kuat untuk berangkat
ReplyDeleteMakasih Mbak.. Mbak Yuni lebih dulu kesana ya.. Alhamdulillah.. akhirnya bisa nyusul Mbak kesana 😂
Delete