Sumber: official instragram @finnafood_id |
Adalah sebuah kebahagiaan saat saya terpilih menjadi peserta lomba foodies cooking competition. Para food blogger, food stylish, dan owner berbagai resto di Surabaya unjuk kebolehan memasak kemarin, Ahad, 21 Januari 2018.
Meski saya bukanlah siapa-siapa, tapi bisa berdiri di tengah para expert adalah pencapaian yang sangat saya syukuri. Alhamdulillah 'ala hadzihii ni'mah.
Dari lomba ini saya memperoleh banyak ilmu, salah satunya adalah tips membuat masakan ala resto dari Chef Master.
Lomba ini cukup bergengsi sebab dinilai langsung oleh Chef Ken, bintang dapur terkenal yang lahir dari reality show Masterchef-Indonesia 2012. Jika sering bercengkrama dengan keluarga di depan TV, pasti tak asing dengan sosok satu ini.
Berbekal pengalaman plating makanan dan mengabadikannya menjadi karya food photography, saya ikut acara ini.
Semua hasil photography peserta 100% 'berwajah' masakan resto. Tak ada menu yang dibuat sederhana dan ala kadarnya. Every menu are ready to serve in the restaurant. Selama memasak Chef Ken dan tim juri lainnya memberi banyak sekali ilmu baru. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut.
1. Masaklah dengan Effort
Saat lomba kami menumis semua bumbu (baput, garam, lombok gede) dan memasukkan bahan sisanya (ayam, kentang, jagung). Padahal ini adalah kesalahan fatal menurut Chef Ken.
Menurut expert bidang kuliner ini, mayoritas orang Indonesia paling sering membuat masakan tumis. Karena kita para ibu rumah tangga harus memasak dengan cepat dan mudah.
Padahal dalam dunia culinary masakan yang dimasak tumis, akan menurun ratingnya. Sebab banyak gizi terbuang.
Kata Chef Ken. Tentu kita sudah tahu bahwa tiada sesuatu istimewa yang diperoleh dengan instan.
Pastikan ada kebutuhan dasar dalam satu sajian makan. Pertama, karbohidrat, protein dari lauk dan sayur.
Sudah pernah belajar food combining? |
Satu sajian makanan akan istimewa jika ada karbohidrat yang dipisahkan dengan sajian lainnya, misal kentang atau jagung di masak terpisah. Ayam atau tuna dimasak berbeda, lalu membuat saosnya.
Satu hal yang saya belajar, memasak itu harus dengan effort atau usaha lebih. Jangan masak terburu-buru dan yang penting jadi, nanti tidak laku. Anak-anak gak mau makan, suami pilih jajan diluar pulak
. Musibah para emak, Hehe.
2. Plating is the King
Penampilan makanan adalah kunci terpenting sebuah masakan. Tampilkan yang eye catching bisa menghadirkan first impression bahwa masakan ini
Ilmu menyajikan makanan dinamakan plating. Semakin banyak jam terbang akan semakin baik. Coba aja sekali-kali berkunjung ke resto, kita akan belajar banyak cara penyajian makanan yang keren. Bisa juga dengan melihat foto-foto karya para food stylish yang banyak tersebar di Instagram.
Makanan yang disajikan dengan plating yang tepat akan langsung memberi nilai besar
Kata salah satu juri.
Garnish wajib ada di plating makanan kita. Beberapa diantaranya adalah:
- Brunoise – one to three mm diced vegetables.
- Chiffonade – finely shredded lettuce or sorrel stewed in butter.
- Croutes – small pieces of halved French bread buttered and oven dried.
- Coulis – (a thicker soup) drizzled decoratively.
3. Jangan Takut Mengeksplorasi Bahan-Bahan Dapur
Never ever lazy to practice more and more! Kunci lezatnya makanan adalah jam terbang. Sama dengan soft skill lain yang perlu berlatih berkali-kali untuk menjadi seorang expert.
Saat lomba, banyak insiden terjadi. Mulai goreng kerupuk yang gosong, minyak tumpah di meja, hingga spatula yang meleleh karena kepanasan di wajan.
Dari cara memasak sang juri bisa melihat seberapa besar jam terbang kita dalam memasak.
Setelah saya melihat beberapa insiden...
kata Chef mengawali penjelasan tentang cara memasak ala resto.
Rasanya saya melihat banyak yang jomblo disini!
Katanya sambil senyum-senyum geli melihat para peserta.
Seakan ada sebilah bambu yang menohok saya. Sebab selama ini tidak ada usaha lebih untuk menghadirkan yang terbaik untuk keluarga.
Lomba Masak dengan Sambal dan Kerupuk Finna
Para peserta wajib memakai dua produk unggulan finna, yakni:
1. Kerupuk Finna
2. Sambal Finna
Saat saya bercerita pada keluarga rencana mengikuti lomba ini, saya bertanya:
"Yang mengadakan adalah Finna Food!"
Lalu ibu saya menyahut,
"Oh, kerupuk Sidoarjo itu ya?"
Ternyata Finna adalah perusahaan kerupuk lokal yang namanya sudah tak asing bagi semua kalangan, batin saya.
Sebab semua peserta wajib mengajak satu partner, maka saya ajaklah Ammah (panggilan untuk tante saya) yang telah memiliki jam terbang tinggi dalam memasak.
Hari itu tiba juga. Hari dimana saya harus bisa mengolah bahan rahasia beserta kerupuk dan sambal finna.
Kalimat MC menghitung waktu dimulainya lomba masih terngiang.
"Satu, dua, tiga..."
Ternyata kami harus mengolah beberapa bahan yang selama ini tidak asing:
Ayam, jagung, bawang putih, garam gula, lombok gede, kentang dan jagung.
Well, saya ikuti apa kata Ammah.
"Saya bagian plating dan publikasi saja ya, Ammah..hehe"
Kata saya.
Sambal dan Kerupuk untuk memulai Eksplorasi
Meski bahan utamanya adalah sambal dan kerupuk, kita semua bisa membuat masakan yang lezat.
Terbukti dari pernyataan Chef Ken,
Soal rasa semua peserta disini juara! Hanya saja mereka yang mau banyak berlatih dan belajar yang akan menghasilkan masakan cita rasa resto,
tambah Chef Ken.
Para pemenang telah berhasil membuat menu baru yang diolah dari dua bahan istimewa Finna Food.
Sambal Finna
Sebuah sambal siap saji yang diracik spesial dengan bahan pilihan. Jadi mau masak apa aja, bisa ditambah dengan sambal finna yang tersedia dalam beberapa varian rasa:
- Sambal serbaguna
- Sambal lombok ijo
- Sambal terasi
Selain sambal, finna juga punya produk favorit masyarakat Indonesia, apalagi kalau bukan kerupuk.
Kerupuk Finna
Krupuk yang dikemas dalam kemasan yang kedap udara. Sehingga tidak perlu repot lagi menyiapkan toples, cukup dibuka untuk satu kali makan sekeluarga.
Meskipun pada akhirnya tidak keluar menjadi pemenang, tapi ilmu yang dibagi para chef dan juri disini sungguh sia-sia jika saya biarkan seolah seonggok debu.
Hasil akhir perjuangan tim kami |
Juara pertama adalah owner Peco Peco Sushi, juara kedua owner @nasicumipasaratom, juara ketiga adalah teman saya sekomunitas blogger Surabaya, Mas Dito. Alhamdulillah, ikut bangga meski bukan jadi pemenang.
Satu hal yang selalu saya catat, segala sesuatu harus dilakukan dengan all out. Misalnya sebagai seorang hamba, maka kita harus berusaha memberi ketaatan terbaik. Sama halnya menjadi seorang istri, maka kita dituntut untuk menjadi the best wife yang juga menjadi bintang di dapur. Jangan sampai suami dan anak-anak tidak menjadikan masakan kita sebagai makanan terlezat.
Atau sahabat punya tips lain untuk membuat masakan jadi ala resto? Tinggalkan komen dibawah dan bersiaplah menjadi Chef terbaik di keluarga kita.
*Tulisan ini di support oleh Finna Food, juaranya kerupuk Indonesia
wow keren ya acaranya. umpama diadakan lagi tahun depan, pasti lebih seru! hwhw..
ReplyDeleteAmiiin... Alhamdulillah saya jadi lebih semangat masak setelah ikut lomba ini.. hehe..
DeleteDi acara tersebut gak ada agenda saling incip incip antar peserta za? Biar gak cuma juri saja yang incip
ReplyDeleteEh iya Mbak... Mungkin karena uda rempong sama masakan masing-masing... Hehe..
DeleteWahg dapat tips baru nih dari Chef Ken yg di transfer ke Chef Bila 😂😂
ReplyDeleteBisa aja nih si kakak... Hehehe.. 😂
DeleteTips dariku.. sering2 lah makan di resto ato hotel.. buat memperkaya referensi rasa dan tampilan/plating
ReplyDeleteCocok banget Mbak... Tinggal prakteknya...😎
DeleteTerima kasih tips-nya.
ReplyDeleteInsya Allah diterapkan juga di rumah kelak...
(kelak)
Sama-sama Mbak Amma..
Delete