"Orang tuaku belum mengizinkanku menikah." curhat seorang muslimah. Alasannya klasik, masih kuliah.
Padahal sang perempuan sudah terlanjur cinta dengan seseorang, dan sang laki-lakinya pun rasa yang sama, dan siap untuk menikahi.
Kisah seperti ini, tak hanya satu. Banyak perempuan yang mengeluhkan tentang hal ini. Terhalang menikah karena Restu orang tua.
Orang tua seringkali menganggap anaknya belum dewasa. Sehingga jika sang anak meminta izin untuk menikah, orang tua justru akan mentertawakan anaknya,
"Arek cilik kok pengen rabi (anak kecil kok ingin nikah." begitu pikir orang tua.
Bahkan ada orang tua yang juga masih berat untuk melepas anaknya meski sudah menikah. Memintanya untuk tetap tinggal bersama mereka.
Tak hanya soal menikah, banyak orang tua yang juga melarang anaknya kuliah di luar kota, jauh darinya.
Persoalan selanjutnya adalah saat intervensi yang terlampau besar pada sang anak.
Ada sebuah kisah nyata yang dialami oleh nenek saya. Seperti biasanya beliau diminta untuk mencarikan jodoh bagi anak perempuannya. Persoalannya adalah sang orang tua meminta anaknya dijodohkan dengan orang yang berpendidikan, minimal S1, dan syarat lain yakni jejaka.
Tidak salah memang, namun intervensi orang tua ini justru membuat anaknya masih sendiri hingga umur yang cukup tua, kasihan.
Bagi seorang muslim dan muslimah yang belum menikah, ini ada permasalahan yang cukup pelik, namun bukan berarti lantas kita harus menyerah. Ada beberapa perjuangan yang harus dilakukan menghadapi permasalahan ini.
Buktikan Engkau telah Dewasa
Saat berumur 20 tahun, umi saya menawarkan saya untuk ta'aruf dengan seorang ikhwan. Setelah saya komunikasikan mengapa umi menginginkan saya menikah, ternyata Beliau kasihan melihat saya berangkat pagi pulang malam. Masya Allah, rupanya umi menginginkan anaknya diam di rumah bersantai, tanpa perlu memikirkan tentang biaya kuliah, dll. Padahal saya menikmati ini semua.
Tiap orang tua memang berbeda, tidak akan sama seperti umi saya. Namun hikmahnya, orang tua akan melihat sudah seberapa kita dewasa dan siap untuk menikah.
Jangan-jangan mereka tak mengizinkan karena kita masih menggantungkan orang tua. Masih suka bermalas-malasan dan mager siang dan malam.
Duhai muslimah, buktikan bahwa engkau telah dewasa. Mampu mengayomi dan mendidik adik-adik. Merapikan kamar dan membantu membereskan pekerjaan rumah, juga mampu membuat masakan enak. Tidak hanya sibuk dengan urusan luar rumah, namun juga menyelesaikan tugas kita di rumah, meski bagi kita remeh. Sayapun masih harus belajar tentang ini.
Wahai kaum lelaki, buktikan bahwa engkau siap menafkahi seorang wanita. Buktikan dengan kerja kerasmu dan uluran tanganmu untuk orang tua.
Ada beberapa perjuangan lain yang harus kita usahakan, diantaranya adalah menjalin komunikasi dengan orang tua. Namun akan penulis tuliskan di postingan mendatang.
Semoga Allah memudahkan urusan saudara-saudara kita yang sedang memperjuangkan cinta yang halal.
Tulisan ini diikutsertakan dalam Program One Day One Post Blogger Muslimah Indonesia.
Banyak kasus seperti itu, padahal bisa jadi yang menjalani punya pertimbangan sendiri..Susah memang..
ReplyDeleteAamiin..Semoga Allah memudahkan urusan mereka yang memperjuangkan cinta yang halal:)
Iya, itulah pentingnya kita dekat dengan orang tua.. agar saling mengerti :)
DeleteThanks sudah mampir, Mbak Dian.
Dulu sempet suami jg kehalang restu ortu, soalnya msh kuliah dan gak kerja (menurut ortunya). Eh tahunya pas suami kasih tahu udh pny modal sendiri bwt nikah baru dpt restu. Memang hrs dibuktikan spy orang tua percaya. Muka boleh imut tp pikiran hrs dewasa :D
ReplyDeleteWah.. pas ya Mbak sama tulisanku ini, hehe.
DeleteBegitulah, sebenarnya orang tua itu ingin yang terbaik baik bagi anaknya, hanya perlu membangun komunikasi.
Syukron sudah mau mampir kedua kali, Mbak Enny 😄
Kadang ortu kayak gini melihat anak belum punya pegangan. Namun kalau sudah punya pekerjaan, ortu akan restui
ReplyDeleteHmm, benar Saya mendapat cerita dari umik, bahwa ada anak dari temannya yang tidak kunjung menikah gara-gara kamarnya selalu tidak rapih alias jorok. Wallahualam sih.
ReplyDelete