Para sahabat sedang berkumpul bersama Rasulullah. Semua wajah menegang. Seluruh sabahat berpikir keras untuk menemukan strategi yang tepat.
Rasulullah sedang meminta pendapat dari para sahabatnya, seperti biasanya.
Lalu sahabat Salman Al-Farisi mulai berbicara. Semua wajah tertuju pada Beliau.
"Di Persia masyarakat yang hendak berperang membuat sebuah parit." Ujarnya.
Ya, Rasulullah dan para sahabat lainnya setuju dengan pendapat Salman. Kaum Muslimin Madinah tak perlu pergi keluar Madinah. Cukup membuat parit besar, dimana kuda tak bisa melompatinya. Jika turun tak akan bisa naik kembali ke atas.
Begitulah suasana menegangkan Perang Khandaq yang unik. Sebab kaum Muslimin tidak menghadapi langsung musuh. Lewat peperangan ini ada pelajaran berharga yang dapat diambil.
1. Allah tak akan Menyia-nyiakan HambaNya yang Beriman
Siapa menyangka bahwa kaum Muslimin yang hanya berjumlah 300 orang dapat mengalahkan pasukan musuh berjumlah 10.000 orang.
Lewat ide yang disampaikan oleh sahabat yang hijrah dari negerinya, Persia.
Kaum kafir tidak dapat berkutik setelah parit yang sangat besar mengelilingi kota Madinah. Tiap kali ada pasukan kafir yang nekad turun ke Parit, maka kaum Muslimin yang bersembunyi akan melempari dengan anak panah.
Hingga selama sebulan lamanya orang kafir menyerbu Madinah, namun karena tak berdaya merekapun menyerah. Meski kelak diketahui bahwa ternyata ada musuh di balik selimut, yakni orang-orang munafik yang tinggal di Madinah.
Hingga selama sebulan lamanya orang kafir menyerbu Madinah, namun karena tak berdaya merekapun menyerah. Meski kelak diketahui bahwa ternyata ada musuh di balik selimut, yakni orang-orang munafik yang tinggal di Madinah.
Ya, bagi orang-orang yang beriman, kisah hidup selalu happy ending.
"Dibalik kesusahan itu ada kemudahan."
2. Mukjizat Rasulullah
"Marilah datang untuk makan ke rumahku ya Rasul, namun hanya engkau seorang saja, karena aku tidak punya banyak makanan." begitu kata salah seorang sahabat yang tak tega melihat kondisi Rasul yang perutnya diganjal oleh batu. Ya, tidak ada makanan yang bisa dimakan saat penggalian parit itu.
Tapi Rasul malah memanggil semua pasukan. Diperintahkannya mereka masum bergantian ke rumah sahabat tadi untuk memakan makanan yang telah dimasak oleh sang istri.
Rombongan demi rombongan berdatangan. Anehnya makanan tak juga habis atau bersisa. Padahal hanya sepanci kecillah makanan yang disajikan.
Hebatnya lagi, setelah sahabat dan Rasul semua merasa kenyang, porsi makanan tadi kembali seperti semula, tak berkurang sedikit pun. Hingga sahabat dan keluarganya yang menawarkan makanan tadi dapat juga menikmati makanan tanpa kekurangan.
Inilah salah satu mukjizat Rasulullah ya g terlihat saat perang Khandaq. Banyak orang mengira Rasul tak memiliki mukjizat selain Al-Quran. Padahal nyata bahwa ini adalah mukjizat dari Allah yang diberikan pada Rasulullah.
Saat menggali parit, ada batu-batu yang sangat keras yang tak dapat dihancurkan. Lalu para sahabat mengadunya hal ini ke Rasul.
3. Optimisme Pemimpin akan Membuahkan Kemeangan
Saat menggali parit, ada batu-batu yang sangat keras yang tak dapat dihancurkan. Lalu para sahabat mengadunya hal ini ke Rasul.
Rasullullah meneriakkan takbir dengan memecah batu besar tadi. Hingga memancarlah api yang sangat terang. Lalu Rasul bersabda,
"Aku diberi kunci untuk membuka Syam. Aku melihat istananya yang warna merah."
"Aku diberi kunci untuk membuka Syam. Aku melihat istananya yang warna merah."
Pecahlah batu pertama.
Kini batu yang kedua, dengan takbir Rasul berhasil memecah batu itu.
"Aku diberi Allah kunci untuk membuka Persia. Aku melihat istana yang berwarna putih."
Lalu batu ketiga dengan tetap bertakbir. Kemudian bersabda,
"Aku diberi kunci negeri Yaman."
Kini batu yang kedua, dengan takbir Rasul berhasil memecah batu itu.
"Aku diberi Allah kunci untuk membuka Persia. Aku melihat istana yang berwarna putih."
Lalu batu ketiga dengan tetap bertakbir. Kemudian bersabda,
"Aku diberi kunci negeri Yaman."
To be continued.
NB:
Disarikan dari kajian rutin Masjid Ar-Rahmah Surabaya bersama Ustadz Muhammad Sholeh Drehem, Lc.
Comments
Post a Comment