Skip to main content

Presepsi tentang ODOP



Saya mengawali ngeblog sejak jaman SMP.  Postingan-postingan gejepun mengawali blog saya ini.  Hingga suatu hari teman saya nyeletuk,

"Nabila,  aku lihat kamu di internet! Pas aku cari nama sekolah kita di google.  Keren!"
Emang dasar masih anak SMP, dibilang kayak gitu girang sekali.  Padahal hal yang wajar jika nama kita ada di deretan list google.

Tapi sejak itu saya mulai semangat lagi nulis.  Lalu mulailah diajari teman bikin facebook,  dan saya membagi tulisan-tulisan disana.

Hingga pada suatu waktu,  saya berada di titik kejenuhan untuk menulis,  apalagi menulis di blog. Rasanya ndak ada yang baca,  ndak ada yang komen.  Nulis-nulis sendiri,  dibaca-baca sendiri,  whaf for?

Alhamdulillah jalan menulis dimudahkan oleh Allah.  Setelah menikah saya bertemu dengan blogger keren yang udah menghasilkan jutaan rupiah tiap bulannya dengan ngeblog,  Mbak Enny namanya.

Dari beliau saya dikenalkan komunitas-komunitas ngeblog.  Juga diajari untuk bikin TDL (Top Domain Level).  Jadilah...  nabilahaqi.com.

Tapi masalah kembali bermula saat komunitas blog yang saya ikuti gagal memaksa saya untuk menulis.  Jadi intinya menulis ya bagus enggak ya gak apa.  Sama saat saya sekolah dulu,  jika tidak ada PR maka tidak belajar. Hehe.

Bertemu ODOP


Akhirnya,  hal yang menggembirakan bermula. Salah seroang teman menshare salah satu komunitas tempat para penulis pemula dipaksa untuk menulis secara konsisten,  ODOP namanya.

Dari singkatannya,  One Day One Post,  kita bisa melihat bahwa anggotanya harus punya komitmen ya g kuat untuk menulis. Setidaknya itu adalah persepsi awal saya bergabung di ODOP

Sebuah Cita: Jadi Penulis Produktif


Yang saya tau,  alumni dan pengajar di ODOP ini telah banyak menelurkan buku.  Jadilah saya pasang target: Ikut komunitas ini berarti saya harus menerbitkan satu buku.

Bismillah,  saya tahu,  hanya dengan kesungguhan cita-cita menjadi penulis yang sesungguhnya dapat terwujud.  Semoga setelah ikut ODOP,  harapan-harapan diatas dapat terwujud.  Amiin.

Comments

  1. sipp semoga kita bisa terus istiqomah ya kak..

    ReplyDelete
  2. waah memotivasi sekali. Jadi mau juga menelurkan buku . Aamiin Allahuma Aamiin..

    ReplyDelete

Post a Comment