“Kamu kenapa? Lagi pilek ya?” kata sang suami melihat hidung istrinya memerah sehabis sholat.
“Sudah berapa kali aku menangis seperti ini, tapi kenapa ia tak juga paham kalau aku punya masalah. Dasar laki-laki, tidak pernah peka.” batin istri.
Untuk kesekian kalinya, sang istri menangis lagi ketika berdzikir usai sholat. Masalahnya pun masih sama, mertua yang menguliti habis semua kebiasaannya.
Mulai dari caranya cuci baju, memasak, hingga mengurusi rumah lantai dua milik mertua yang ditinggali mereka sejak setelah menikah. Semuanya salah.
Hal itu terjadi berulang kali, sebelum sang istri belajar satu hal, komunikasi.
Badai itu datang lagi, ia menangis lagi. Tapi kali ini berbeda,
“Aku sedang sedih mas.” jawab istri dengan sesunggukan.
“Kenapa?” kata sang suami sambil memeluk bidadarinya itu.
Si istripun menceritakan semua keluh yang dialami bersama mertua di pundak sang suami.
Setelahnya, sang suami menemui ibunya dan memintanya untuk menceritakan keluhannya pada dirinya, bukan pada istrinya.
Setelah itu, tak ada lagi tangisan setelah sholat.
Pentingnya Komunikasi
Petikan kisah tersebut saya alami sendiri, yakni saat di awal-awal pernikahan. Satu hal terpenting, yang saya selalu belajar, pentingnya sebuah komunikasi.
Lelaki dan wanita dicipta berbeda. Maka diperlukan bekal kedua untuk menjadikannya tetap mesra kala berdampian, yakni cara dalam berkomunikasi.
Banyak perceraian timbul karena cara yang salah dalam mengkomunikasikan beberapa hal. Betapa tidak, mereka luput belajar dari memahmai sifat pasangan yang berbeda dari kita.
Oleh karenanya, sebagai seorang istri kita harus mengerti kedua perbedaan itu. Sebagaimana kita kaum hawa yang ingin dimengeri, kita juga mesti paham bagaimana sifat dasar lelaki.
“...dan laki-laki tidak sama dengan perempuan” (QS. Ali Imron: 36)
Lelaki tumbuh karena adanya penghargaan. Jika kaum wanita bahagia jika suami menunjukkan sikap romantis, kasih sayang, maka suami akan bahagia dengan adanya penghargaan atas tiap usahanya.
Mungkin dengan menunjukkan padanya bahwa kita bahagia bersamanya.
Hal lain yang tak banyak disadari, seorang lelaki juga butuh tempat tersendiri untuk menyelesaikan sebuah masalah. Tanpa bantuan siapapun, termasuk kita.
Sekelumit kisah hikmah malam ini semoga menjadi sinar di tengah redupnya semangat saya. Semoga ada hikmah yang bisa kita cuil dari tulisan ini. Jika hari ini saya belajar arti sebuah komunikasi, bagaimana dengan Anda?
Comments
Post a Comment