Menjadi pengajar lebih dari 10 tahun, menjadikan saya belajar betapa berat mengemban amanah untuk menjadi guru. Bermula dari mengajari anak-anak mengeja huruf hijaiyah, mengajari Bahasa Inggris, hingga mengajari menulis. Yang terakhir itulah yang paling berat, karena memotivasi murid untuk menulis sungguh sangat susah.
Berbahagialah
saat kita menjadi seorang pengajar. Pak atau Bu, Sir atau Miss, Ustadz atau
Ustadzah, apapun namanya mereka adalah orang-orang yang mulia. Guru
adalah lentera kehidupan. Mereka menjejakkan kaki di pelataran untuk
mencetak generasi-generasi baru. Memegang amanah berat untuk mengubah
kehidupan masyarakat. Merekalah tumpuan harapan kita, untuk menjadikan dunia, khususnya negara tercinta ini menjadi lebih baik.
Mereka adalah pahlawan yang tidak sekedar mengajar dan menunggu awal bulan untuk gajian. Namun bekerja keras untuk menjadikan anak-anaknya menjadi berilmu dan beradab. Ya, ilmu dan adab.
Miris sekali, saat mendengar banyak diantara guru-guru kita yang mendapatkan perlakuan buruk dari muri-muridnya. Mulai seenaknya diberi gelar buruk, digunjing, dan mengira mereka telah membeli ilmu dari para guru, jadi bisa seenaknya. Na’udzubillah. Namun bagaimanapun menjadi seorang guru tetaplah menyenangkan.
Tugas berat ini tentu harus terus dibarengi menuntut ilmu. Berikut lima ciri guru yang menginspirasi. Yuk, check list, sudahkah kita menjadi guru yang inspiratif?
1.Ikhlas Mengajar karena Allah
Rumah akhirat adalah tujuan dari seorang guru yang menginpirasi. Ia tidak hanya mengharapkan hal-hal yang bersifat duniawi. Ia tahu bahwa mengajar adalah ibadah yang sangat mulia. Betapa indah saat seorang guru memperbaiki niat, maka tiap peluh dan jerih payahnya akan tercatat sebagai amal kebaikan di sisi Allah.
“Ikhlas tetap mengizinkan dirimu menikmati materi, liburan dan hal-hal yang dinikmati oleh rekan sejahwatmu di dunia. Akan tetapi kamu memiliki kelebihan di dunia di atas mereka. Bahwa kamu menikmati profesimu dan merindukan tugasmu. Bahkan perjalanan pulang pergi ke sekolah merupakan investasi pahala bagimu di sisi Allah Azza wa Jalla.” kata DR. Muhammad Abdullah Ad-Duweisy.
2.Tak Sekedar Memberi Ilmu
Guru yang menginsiprasi adalah mereka yang tidak sekedar memberi ilmu, namun juga memberi motivasi. Guru yang mengajarkan akhlak atau adab, lewat kisah dan insipirasi, mengemasnya menjadi aktivitas kelas yang menyenangkan.
Tak hanya memberi, namun juga memotivasi murid untuk giat mencari ilmu. Pesan seorang ulama yakni Imam Nawawi ialah, “Hendaknya guru mendorong muridnya mencintai ilmu, mengingatkannya terhadap keutamaan para ulama, dan bahwa mereka adalah pewaris para Nabi, dan di dunia ini tidak ada derajat yang lebih tinggi darinya.”
3.Dicintai Murid-Muridnya
Pengajar yang mencintai muridnya akan dicintai pula oleh murid-murid mereka. Ia selalu menghargai tiap usaha muridnya dan tidak malah mencela. Tak pelit untuk memuji mereka, serta mampu mengkontrol tiap emosinya. Ya, yang terakhir ini memang hal yang dirasa paling berat oleh para guru. Namun dengan mencintai mereka, kita akan mudah lebih sabar dengan mereka.
“Hendaknya guru mencintai untuk muridnya seperti dia mencintai dirinya.” Salah satu adab bagi seorang guru dalam karya Ibnu Jamaah.
4. Menjadi Teladan
Kita semua sadar bahwa kini semakin jarang guru yang dapat menjadi teladan bagi murid-muridnya. Banyak pengajar yang bergurau berlebihan, menggunjing guru yang lain, atau bahkan berkata kotor. Tak jarang mereka lakukan di depan murid-muridnya.
Nabi bersabda, “Tidak ada sesuatu yang lebih berat timbangan seorang di Hari Kiamat daripada akhlak yang baik.” (Riwayat Tirmidzi, Abu Dawud dan Ahmad)
5.Kreatif dan Inovatif
Kelas yang menyenangkan adalah milik guru yang inspiratif. Murid adalah kanvas untuk para guru menorehkan kreatifitasnya. Sehingga perlu ada interaksi antar murid dan guru.
Hal penting lainnya adalah ia tahu apa yang menjadi kesenangan murid-muridnya. Misalnya dengan mengemas kelas menjadi game, sehingga tiap anak terpacu untuk belajar. Atau dengan memberi reward. Jangan sampai hadirnya guru justru membuat siswa benci. Sebab guru yang gagal adalah yang yang pembelajarannya dianggap membosankan oleh siswa.
Guru adalah lentera utama masyarakat. Jika gurunya dan sistem pendidikannya baik, dapat dipastikan ada kebaikan dalam suatu masyarakat. Namun jika suatu bangsa tak lagi menghargai guru-gurunya,bisa jadi ini jadi awal bencana bagi kita.
Lim hal diatas adalah cermin yang guru yang tak hanya mengajar, namun juga memberi secercah inspirasi bagi anak didiknya. Semoga moment hari guru ini dapat menjadikan semakin banyak guru yang menginsirasi di Indonesia kita ini.
Comments
Post a Comment