Skip to main content

Before Pregnant

"Allah menganugerahkan al hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Quran dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (Al-Baqarah :269).

Sungguh tidak ada sesuatu yang datang melainkan ada hikmahnya. Ya, aku mulai menyadari mengapa hingga detik ini belum juga ada tanda-tanda kehamilan. Tentu ada hikmah di baliknya. Semoga tulisan kali ini bermanfaat bagiku secara pribadi, dan juga bagi siapapun yang membaca tulisan ini.

Menjadi seorang Ibu tidaklah mudah. Tidak pula dapat dilakukan dengan sembarangan. Betapa tidak, apa yang dilakukan ibu pada sang anak menjadi penentu masa depan anaknya. Jika ia mendidik dengan cara yang benar, maka InsyaAllah kelak anaknya juga akan mendapatkan masa depan yang bersinar. Sebaliknya, jika ia mendidik asal-asalan, kemungkinan besar masa depan sang anak juga akan asal-asalan alias tidak jelas. 

Persiapan adalah hal pertama yang perlu diperhatikan para calon Ibu. Persiapan terbaik adalah persiapan ruhiyah. Apa saja persiapan ruhiyah itu? Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menjadi  madrasah pertama. Semoga Ilmu penulis yang sedikit ini tidak menjadikan tulisan ini sia-sia tanpa manfaat. 

Pertama, jangan lupakan Ilmu. Nabi Saw. telah mengingatkan, "Menuntut ilmu wajib bagi setiap muslim." Sebelum amanah menjadi seorang Ibu datang, pastikan kita telah memiliki ilmu untuk menjadi seorang Ibu. Sebaik-baik ilmu adalah yang telah diajarkan oleh Allah dan RasulNya. Maka, tetesan itu bisa kita dapatkan dengan memperlajari Al-Qur'an dan hadist. 

Inilah dasar pertama, tiap hari kita mesti berusaha untuk menuntut ilmu lewat membaca kitabullah dan hadits. Jangan hanya membaca ayatnya saja, melainkan juga artinya. Jangan lupa ajak pula pasangan kita. Pasti hal itu akan menambah keromantisan, bukan? 

Kedua, belajar sendiri tidaklah cukup. Kita harus mendatangi orang-orang yang berilmu. Menghadiri majelis ilmu secara rutin harus menjadi prioritas utama. 

"Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (Al-Mujadilah:11)

Ada juga yang sering terlupa yakni bertanya pada orang yang berpengalaman. Entah itu bertanya pada saudara, tetangga, atau teman yang telah berpengalaman mendidik anak. Orang yang kita tanyak juga harus memiliki akhlak yang baik, jika tidak malah bisa jadi ghibah... 

Ketiga, mengingat prinsip bahwa buah yang jatuh tidak jauh dari pohonnya. Anak kita esok adalah representasi dari kita kita hari ini. Jika hari ini kita selalu taat dan berbakti pada orang tua, InsyaAllah anak kita juga akan seperti itu. Selalu berbuat baik dan baik. 

Menjaga amalan wajib menjadi yang utama sebelum amalan sunnah. Menjaga sholat agar tepat waktu, khusyuk, dan mengajak keluarga kita yang lain untuk berjamaah di rumah. 

Rabbii hablii minassholihin. Semoga Allah memberikan  kekuatan untuk selalu mengamalkan kebaikan serta merealisasikan hal diatas. Semoga dengan itu pula Allah berkenan untuk mengamanahkan keturunan pada kita. Amin. 

Comments