Setiap pasangan suami istri pasti merindukan satu kata, kebahagiaan. Begitupun saat memutuskan untuk menikah, tiap pasangan berharap dapat berkawan dengan kebahagiaan. Kata itu seakan menyulap tiap insan untuk berlari mendapatkannya. Begitupun saat pesta pernikahan diadakan, banyak orang mendoakan agar kehidupannya diliputi kebahagiaan.
Saat memasuki sebuah rumah tangga. Sang istri berharap suaminya akan memberinya kebahagiaan. Tapi waktu demi waktu, suami istri itu tak jua menemukan apa yang dicarinya. Begitu pula sang suami, berharap bahwa ia dapat memberikan kebahagiaan buat belahan jiwanya itu. Sang suami sibuk mencari kehidupan, berharap degannya sang istri akan bahagia. Tapi istri tak juga menunjukkan tanda-tanda kebahagiian.
Banyak diantara kita yang salah memilih tujuan dari rumah tangga. Semakin berlari mengejar kebahagiaan, justru akan semakin menjauhlah ia dari kehidupan kita. Kita seakan lupa, bahwa bahagia itu hanya dari Allah semata. Hanya Zat Yang Maha yang mampu mencicipkannya pada rumah tangga kita.
“dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap.” QS. Al Insyirah : 8.
Kebahagiian akan mengalir lewat percik-percik keberkahan. Ya, berkah itulah kuncinya. Meski kehidupan rumah tangga sederhana, tidak dipenuhi harta dunia yang berlimpah, tapi karena ada syukur, maka disitulah bahagia akan menghampiri. Bahagia datang saat istri dengan ikhlas menyambut suaminya yang datang dengan peluh. Kemudian sang istri memijitnya dengan mesra, ah… betapa indahnya kehidupan mereka, karena mereka merasakan hadirnya bahagia. Mereka bukan mencari kebagaiaan, melainkan ridho Allah.
Kebahagiaan hadir pada jiwa-jiwa yang ikhlas dan ridho atas ketetapan Allah. Meski ujian datang bertubi-tubi, namun jiwa tidak terpasung pada kesedihan, karena semua urusan diserahkan sudah pada Allah. Ikhlas dan ridho. Tiap permasalahan diadukan pada Allah semata. Suami istri saling membangunkan untuk menegakkan sholat malam berjamaah. Saat Allah memberkahi kehidupan merka, tiap masalah akan justru menjadi pelangi yang menjadikan hidup rumah tangga berwarna, justru wajah kebahagiian ada di setiap permalasahan mereka.
Tulisan kecil semoga dapat mengingatkan penulis, bahwa bahagia bukanlah sebuah tujuan, melainkan ia hanya hadiah dari keberkahan yang hadir. Tidak perlu mencarinya atau mengejarnya, cukup berusaha agar Allah berkenan memberkahi kehidupan kita. Memberkahi pada setiap jejak langkah, memberkahi segala urusan rumah tangga, serta memberkahi tiap personalan yang datang menghampiri.
Barakallahu laka barakah ‘alaika wa jama’a bainakuma fii khoir. Semoga Allah memberkahi kehidupanmu, dan menjadikan berkah atasmu dan mengumpulkan kamu berdua dalam kebaikan. Begitulah doa yang Allah ajarkan. Bukan berdoa agar pasangan itu menjumpai kebahagiian. Mengapa, karena keindahan rumah tangga terletak pada keberkahan, bukan pada kebahagiaan.
“Biarlah bahagia menjadi makmum bagi Islam, iman, dan ihsan kita; membuntutinya hingga ke surga.” Begitu Ust. Salim A. Fillah mengingatkan.
Comments
Post a Comment