Kata Shiddiiqiin memang tak asing di telinga
kita umat islam, kita tahu shiddiiq artinya benar, perkataan dan perbuatannya
selalu benar dan tidak pernah bohong. Benar tentu saja, dan tentu setiap muslim
ingin termasuk dalam golongan orang-orang yang seperti itu, selalu benar
perkataan dan perbuatannya, tak terkecuali penulis. Namun, satu hal yang perlu
diketahui adalah setiap muslim harus berusaha untuk menggapai derajat shiddiqin
itu, jika memang mengaku beriman. Lantas bagaimana caranya?
Shiddiq
dapat berasal dari kata shodaqo, shidqan.
Dapat diartikan benar, jujur, ikhlas, kebaikan, dan kesungguhan. Makna
shiddiq tak hanya sebatas benar. Sehingga dapat didefinisakan bahwa shiddiiqiin
adalah seseorang yang menyempurnakan amal karena Allah SWT, terdapat kesesuaian
antara dhohir dan batin, perkataanya haq atau benar, meskipun itu terkadang
memiliki resiko, baik kecil maupun besar.
“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Baqarah :177)
Taukah
kita mengapa harus berusaha untuk menempa diri menggapai derajat shiddiqii? Apakah
saja keutamaan seseorang yang telah menggapai derajat itu?
1. Menuntut seseorang menuju kebaikan.
2. Mendapat pahala sesuai yang dicita-citakan,
meskipun belum atau tidak dapat melakukan sesuatu yang dicita-citakan.
3. Membawa keberkahan dari Allah SWT.
4. Membawa ampunan dan pahala yang besar,
“Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.” (QS. Al-Ahzab 33:35)
5. Bersama para nabi, sahabat, dan syuhada’.
“Dan barang siapa yang menaati Allah dan Rasul (Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.” (QS. An-Nisa 4:69).
Subhanalloh... Bukankah sungguh mulia
orang-orang yang berbondong-bondong menggapai derajat ini? Kita mungkin baru
saja belajar, tentang islam, tentang kehidupan, atau tentang cinta (karena kita
adalah remaja). Namun banyak hal yang harus kita persiapkan dalam menempuh
dinamika-dinamika kehidupan yang akan menghadang kita, salah satunya dengan
ini, dengan menjadi orang yang shiddiq.
Kemudian kita akan bertanya, apakah kita layak
berusaha menjadi orang yang shiddiq. Sungguh bukan itu yang harus kita
tanyakan, namun apa yang telah kita lakukan untuk itu?
Kita bisa mengevaluasinya lewat ciri-ciri
hamba yang termasuk di bawah ini.
1. Teguh dan tegar pada apa yang diyakininya.
2. Tidak ragu untuk berjihad dengan harta dan
jiwanya.
3. Komitmen yang kuat terhadap islam.
Tentu sangat tak mudah menjadi hamba yang
istiqomah untuk menggapai derajat shiddiqiin, namun ada beberapa hal yang harus
kita lakukan untuk menggapai derajat itu...
o
Memperbarui
keimanan.
o
Melatih diri
bersikap jujur.
o
Melatih untuk
senatiasa membenarkan sesuatu yang datang dari Allah SWT.
o
Melatih diri
untuk komitmen dengan islam dalam segala aspek.
o
Sering
mentadabburi ayat-ayat Allah SWT. dan lembaran sejarah salafussholih.
o
Memperbanyak
dzikir kepada Allah SWT.
Baiklah, mulai detik ini kita akan berusaha
untuk menggapai derajat itu. Derajat orang-orang yang shiddiqiin. Penulis tidak
mengatakan kita harus berhenti untuk bermaksiat, tapi kita harus berusaha
dengan amal-amal sholih kita, dengan keikhlasan dan cinta kita kepada Allah SWT
untuk menggapai derajat shiddiqiin. Dan mengatakan...
“Bismillah, itu
mudah, karena Allah pasti berkenan memudahkan jalan itu untukku.”
Comments
Post a Comment