Skip to main content

Masa Depan Suram, Nein!

Pergantian tahun ajaran baru memiliki moment sendiri yang unik. Karena disaat-saat seperti inilah kita merasakan deg-degan menunggu hasil ujian kemarin, atau kalang kabut mengumpulkan tugas ini itu yang terlupa untuk diselesaikan, belum lagi saat pembagian raport nanti, rasanya tak mampu  digambarkan. Entah mendapatkan banyak kegembiraan atau mendapatkan banyak nilai terbakar karena nilai merah, juga dengan reaksi orang tua yang belum tentu senang dengan hasil kita nanti. Meski semua telah kita lewati.
Kita telah berusaha sedemikian rupa untuk menyiapkan masa-masa seperti ini. Tentu kita juga memiliki harapan-harapan besar yang menjadi mimpi kita. Baik itu mendapat nilai rata-rata ujian diatas delapan, mendapat peringkat pertama, atau yang mau naik ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, pasti mengharapkan dapat diterima di sekolah yang favorit.
Namun tetap saja tak ada yang tahu dengan apa yang akan kita terima di kemudian hari. Entah itu mendapat nilai baik atau buruk, peringkat pertama atau pertama dari belakang, atau justru tidak mendapatkan kesempatan duduk di bangku sekolah negeri.
Masa-masa yang akan kita hadapi di depan, atau yang biasa disebut masa depan, adalah hal gaib yang merupakan urusan Allah SWT, seperti rizki, jodoh, dan kematian. Gak ada yang bakalan tahu soal itu. Termasuk juga ramalan bintang ataupun mbah dukun.
 “Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang gaib; tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauhmahfuz).” (QS. Al-An’am 6:59)

Apa yang telah kita lakukan kemarin atau hari ini tidak memiliki jaminan akan sesuai dengan apa yang kita harapkan. Kalau toh nanti kita tidak memuaskan sesuai dengan harapan kita, jangan khawatir. Karena itu semua adalah rahasia dan kewenangan Allah swt. Tugas kita adalah bertawakkal kepadaNya.
Kata Ust. Amru Khalid dalam bukunya Hati Sebening Mata Air, tawakkal adalah ibadah hati, dan tidak terkait dengan anggota badan. Anggota badan kita harus bekerja keras seolah-olah tak ada tawakkal. Sedangkan hati kita tidak menggubris keberadaan anggota badan itu, sehingga tidak akan memikirkan hukum sebab-akibat, dan hanya terkait dengan Allah saja.
Jika masih bingung dengan uraian tawakkal diatas, kita renungkan aja kisah dimasa Rasululloh, saat terdapat seseorang yang hendak memasuki masjid, namun dengan anehnya tidak mengikatkan unta yang dibawanya. Ketika Rasululloh menanyakan, orang itu menjawab, “Aku bertawakkal kepada Allah.” Maka kemudian Rasululloh saw. menjawab, “Ikatlah ia (unta itu) dan bertawakkallah.”
Tawakkal bukan berarti kita pasrah segalanya pada Allah, sedangkan kita tidak berbuat apa-apa. Tetapi tawakkal adalah ibadah hati, hati kita pasrah atas segala ketentuan yang akan Allah berikan, namun raga kita tetap harus bekeja keras untuk berusaha semaksimal mungkin mencapai tujuan yang kaita inginkan.
    Telah menjadi sebuah sunnatulloh. Jika kita ingin mendapat nilai sempurna kita kudu belajar keras. Jika kita ingin sehat, kita harus makan makanan bergizi, atau jika ingin sukses harus meniti jalan kesuksesan itu mulai dari sekarang. Meskipun kita tak akan tahu hasil akhir dari semua itu. Udah belajar keras, eh karena tidak teliti akhirnya dapat nilai jelek. Udah makan makanan bergizi, Allah masih menghendeaki nilai sakit, dan lain sebagainya.
    Sebagai remaja muslim, kita kudu yakin pada ketetapan Allah swt. Kita harus selalu ingat bahwa usaha apapun yang kita lakukan karena Allah bukan tiada gunanya. Bukankah jika kita belajar keras karena Allah kita akan mendapat pahala yang gede pula. Setiap muslim harus selalu yakin dan berfikir positif pada Allah swt. karena Allah swt. Tidak ada kata gagal bagi orang yang bertawakkal. Tiada juga rasa kesal dan putus asa bila hasil tidak sesuai dengan kehendak kita. Setiap muslim pasti yakin bahwa hari esok pasti cerah, tinggal bagaimana kita menyikapi segala ketentuan yang Allah berikan.

Comments