Pergantian tahun ajaran baru
memiliki moment sendiri yang unik.
Karena disaat-saat seperti inilah kita merasakan deg-degan menunggu hasil ujian
kemarin, atau kalang kabut mengumpulkan tugas ini itu yang terlupa untuk
diselesaikan, belum lagi saat pembagian raport nanti, rasanya tak mampu
digambarkan. Entah mendapatkan banyak kegembiraan atau mendapatkan banyak nilai
terbakar karena nilai merah, juga dengan reaksi orang tua yang belum tentu
senang dengan hasil kita nanti. Meski semua telah kita lewati.
Kita telah berusaha
sedemikian rupa untuk menyiapkan masa-masa seperti ini. Tentu kita juga
memiliki harapan-harapan besar yang menjadi mimpi kita. Baik itu mendapat nilai
rata-rata ujian diatas delapan, mendapat peringkat pertama, atau yang mau naik
ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, pasti mengharapkan dapat diterima di
sekolah yang favorit.
Namun tetap saja tak ada yang
tahu dengan apa yang akan kita terima di kemudian hari. Entah itu mendapat
nilai baik atau buruk, peringkat pertama atau pertama dari belakang, atau
justru tidak mendapatkan kesempatan duduk di bangku sekolah negeri.
Masa-masa yang akan kita hadapi
di depan, atau yang biasa disebut masa depan, adalah hal gaib yang merupakan
urusan Allah SWT, seperti rizki, jodoh, dan kematian. Gak ada yang bakalan tahu
soal itu. Termasuk juga ramalan bintang ataupun mbah dukun.
“Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang gaib; tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauhmahfuz).” (QS. Al-An’am 6:59)
Apa yang telah kita lakukan
kemarin atau hari ini tidak memiliki jaminan akan sesuai dengan apa yang kita
harapkan. Kalau toh nanti kita tidak memuaskan sesuai dengan harapan kita,
jangan khawatir. Karena itu semua adalah rahasia dan kewenangan Allah swt.
Tugas kita adalah bertawakkal kepadaNya.
Kata Ust. Amru Khalid dalam
bukunya Hati Sebening Mata Air, tawakkal adalah ibadah hati, dan tidak terkait
dengan anggota badan. Anggota badan kita harus bekerja keras seolah-olah tak
ada tawakkal. Sedangkan hati kita tidak menggubris keberadaan anggota badan
itu, sehingga tidak akan memikirkan hukum sebab-akibat, dan hanya terkait
dengan Allah saja.
Jika masih bingung dengan
uraian tawakkal diatas, kita renungkan aja kisah dimasa Rasululloh, saat
terdapat seseorang yang hendak memasuki masjid, namun dengan anehnya tidak
mengikatkan unta yang dibawanya. Ketika Rasululloh menanyakan, orang itu
menjawab, “Aku bertawakkal kepada Allah.” Maka kemudian Rasululloh saw.
menjawab, “Ikatlah ia (unta itu) dan bertawakkallah.”
Tawakkal bukan berarti kita
pasrah segalanya pada Allah, sedangkan kita tidak berbuat apa-apa. Tetapi
tawakkal adalah ibadah hati, hati kita pasrah atas segala ketentuan yang akan
Allah berikan, namun raga kita tetap harus bekeja keras untuk berusaha
semaksimal mungkin mencapai tujuan yang kaita inginkan.
Telah menjadi sebuah sunnatulloh. Jika kita ingin mendapat nilai sempurna kita kudu belajar keras. Jika kita ingin
sehat, kita harus makan makanan bergizi, atau jika ingin sukses harus meniti
jalan kesuksesan itu mulai dari sekarang. Meskipun kita tak akan tahu hasil
akhir dari semua itu. Udah belajar keras, eh karena tidak teliti akhirnya dapat
nilai jelek. Udah makan makanan bergizi, Allah masih menghendeaki nilai sakit,
dan lain sebagainya.
Sebagai remaja muslim, kita kudu yakin pada ketetapan Allah swt. Kita harus
selalu ingat bahwa usaha apapun yang kita lakukan karena Allah bukan tiada
gunanya. Bukankah jika kita belajar keras karena Allah kita akan mendapat
pahala yang gede pula. Setiap muslim harus selalu yakin dan berfikir positif
pada Allah swt. karena Allah swt. Tidak ada kata gagal bagi orang yang
bertawakkal. Tiada juga rasa kesal dan putus asa bila hasil tidak sesuai dengan
kehendak kita. Setiap muslim pasti yakin bahwa hari esok pasti cerah, tinggal
bagaimana kita menyikapi segala ketentuan yang Allah berikan.
Comments
Post a Comment