Hari ini, Islami kedatangan tamu istimewa dari Jerman. Aku menceritakan pengalaman lewat blog ini. Sebuah pembelajaran yang diambil dari presentasi mereka di ruang perpustakaan waktu itu. Kali ini Islami akan menampilkan dalam bahasa Inggris, sekalian belajar, buat teman-teman yang belum tahu artinya, bisa lihat terjemahan di bawahnya. Hayati baik-baik ya...
translete...
Aku baru tahu ternyata ...Kerena negara Jerman telah berdiri sangat lama, maka kebudayaannya pun sudah sangat terpatri atau ter maindset di masyarakatnyanya, dapat dikatakan bahwa tidak mungkin untuk merubah kehidupan disana. Ketika aku bertanya dengan gagap gempita, "Apakah kalian semua memiliki cita-cita untuk merubah negaramu menjadi lebih baik? karena menurut saya hal ini adalah yang terpenting...." Aku jelas tak mengerti apa jawaban mereka, bahkan setelah dipikir-pikir untuk apa dirubah? aku bingung sendiri dengan pertanyaanku, karena tentu keterbatasan vokab. Namun setelah Mrs. Suli menjelaskan, barulah aku mengerti bahwa memang tak mudah. Saat saya melihat Indonesia, rasanya gatal tangan ini untuk merubahnya. Dari sistem ekonomi, sistem pendidikan, sampai politik sudah kacau balau. Mungkin karena di negara Jerman sudah sangat tertata rapi, hingga tidak ada siswa yang ingin membuat negaranya menjadi lebih baik. Semoga negara ini dan semua negara penghuni bumi ( berarti termasuk Jerman) menjadi negara yang 'baldatun thayyibatun wa Rabbun Ghaffur)'.
I did not know was ... Due to the German nation has stood so long, then the culture was already very entrenched or too maindset in his subjects, it can be said also not possible to change the life there. When I asked in a stuttering whistles, "Do you all have aspirations to change the country for the better? because I think this is the most important ...." I certainly do not understand what their answers, second thought to what changed? I'm confused itself with the question, because of limitations vokab. But after Mrs. Suli explain, then I understood that it was not easy. When I look at Indonesia, this hands itch to change it. From the economic system, education system, until politics was a mess. Perhaps because of the German nation has been very well organized, so no students who want to make their country better. Hopefully this country and all nations living on this planet (that means including Germany) to state that 'baldatun thayyibatun wa Rabbun Ghaffur'.
Aku baru tahu ternyata ...Kerena negara Jerman telah berdiri sangat lama, maka kebudayaannya pun sudah sangat terpatri atau ter maindset di masyarakatnyanya, dapat dikatakan bahwa tidak mungkin untuk merubah kehidupan disana. Ketika aku bertanya dengan gagap gempita, "Apakah kalian semua memiliki cita-cita untuk merubah negaramu menjadi lebih baik? karena menurut saya hal ini adalah yang terpenting...." Aku jelas tak mengerti apa jawaban mereka, bahkan setelah dipikir-pikir untuk apa dirubah? aku bingung sendiri dengan pertanyaanku, karena tentu keterbatasan vokab. Namun setelah Mrs. Suli menjelaskan, barulah aku mengerti bahwa memang tak mudah. Saat saya melihat Indonesia, rasanya gatal tangan ini untuk merubahnya. Dari sistem ekonomi, sistem pendidikan, sampai politik sudah kacau balau. Mungkin karena di negara Jerman sudah sangat tertata rapi, hingga tidak ada siswa yang ingin membuat negaranya menjadi lebih baik. Semoga negara ini dan semua negara penghuni bumi ( berarti termasuk Jerman) menjadi negara yang 'baldatun thayyibatun wa Rabbun Ghaffur)'.
Comments
Post a Comment