Kini, dengan semangat baru yang tiba-tiba datang, mendobrak naluri dengan luar biasa, perjuangan yang dipertahankan. Aku, Islami Bela akan berusaha untuk memaknai hidup. Dalam sebuah kelas saat mengikuti jam pelajaran, ada pandangan yang menyibukkan pandanganku.Ada selaksa sebuah cahayaMemberi arti dalam hidup
Mengejar kegemilangan masa depan
"Life must has the mean, Hidup harus punya arti."Sebuah kata yang indah dan bermakna. Hidup memang harus punya arti. Bukan sekadar untuk makan, tidur, dan senag-senang, tidak! Namun, sayangnya tulisan itu Islami lihat di pojok meja guru. Sungguh, membuat bangku yang seharusnya indah dipandang tersebut menjadi terkotori oleh tulisan itu.Otakkupun berfikir, mengapa tulisan yang seharusnya begitu bermakna harus terkotori sendiri oleh penempatan tulisan itu.
Hidup memang harus punya arti! Sebentar lagi umuku tak lagi anak-anak, yakni 17 tahun. Ya, telah 17 tahun aku telah hidup di dunia ini. Tapi...ternyata Islami belum bisa menunjukkan arti dari hidup yang telah kujalani. belum ada manfaat yang Islami beri untuk hidup ini. Hidup ini terus berputar, bagai roda yang terus berputar cepat. Tak ada waktu yang akan diulang, semua akan terbuang jika disia-siakan.
"Demi masa. Sesungguhnya manusia adalah kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman, dan melakukan amal sholeh...."QS.Al-Ashr:1-3.
Surat ini seharusnya bisa menghenyakkan kita semua sebagai pribadi muslim. Telah banyak waktu yang kita buang hanya untuk bermain-main dan tertawa-tawa, padahal mungkin saja itulah hari terakhir kita untuk hidup. Hari dicabutnya kesempatan untuk beramal!
Hari ini, meski lelah seusai sekolah, meski harus bekerja, belajar dan mengerjakan seluruh tugas yang menumpuk, Islami akan memaknai hidup ini. Tapi bukan pada tempat yang salah, seperti tulisan di bangku itu. Islami juga semua teman-teman harus meamaknai hidup ini untuk menyebarkan sari-sari manfaat bagi manusia. "Khoirunnas, anfauhumlinnas." Sebaik-baik manusia, adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lain.
Mulai detik ini, sebagai remaja yang telah meninggalkan masa anak-anak, masa bermain, menuju masa dewasa. Masa dimana hanya boleh ada perjuangan dan pengorbanan, jika ingin menuai masa depan cerah, bukan "MADESU" Masa depan suram yang biasa digembor-gemborkan teman-teman Islami di sekolah, dan sesuatu yang paling ditakuti. Hiiii....serem....Maka, setiap waktu yang kulewati, harus memiliki arti, harus bermanfaat, dan berguna bagi orang lain. Bukan untuk kepentingan kita sendiri!
Saat inilah, kita bagai sebuah bunga, yang baru saja mekar. Bukan lagi tunas. Tapi bunga yang akan menebarkan seri dan menjadi buah yang akan bermanfaat bagi orang lain.
Comments
Post a Comment