Saya tergelitik untuk menulis judulnya ini setelah mendengar penuturan salah seorang adik tentang pengalamannya saat MOS di sekolah negeri. Dia bertengakar dengan teman sekelasnya! Yang membikin heboh warga sekolahnya. Masalahnya simple, waktu itu temannya membuka-buka tas adikku tanpa izin dengan alasan meminjam gunting. Karena tidak terima, adikku memarahinya, dan seketika tangan temannya telah mendarat di pipinya. Jadilah, sebuah baku hantam tak terelakkan. Siapapun tentu ingin memiliki adik yang hebat, sholeh, keren, penurut lagi (lengkap dah). Tahukah bahwa seorang kakak ternyata sangat berpengaruh untuk membentuk kepribadian sang adik. Mau tahu, intip yuk... Kali ini penulis akan membagi tips agar adik-adik kita memjadi seperti kita, eits.. maksudnya jadi anak yang sholeh, cerdas, dan keren! 1. Kita jadi cermin Bagian yang terpenting adalah keteladan. Seorang anak adalah cerminan dari pengkondisian lingkungannya. Jika terbiasa dengan
Posts
Showing posts from July, 2012
Published by
Nabila Cahya Haqi
Dalam kehidupan, assertiveness atau ketegasan merupakan bagian yang dipentingkan dalam menegakkan suatu peraturan. Kitapun telah sangat tahu akan hal tersebut. Saking vitalnya Rhenaldksali, seorang guru besar FE UI bahkan mengatakan dalam catatan yang dimuat sebuah koran bahwa tanpa assertiveness, ikatan kan pupus. Assertiveness ditanam sejak usia dini dan dipelihara dalam kehidupan sehari-hari. Dalam catatan ini, ia menyoroti kebudayaan masing-masing bangsa dalam menyikapi hal ini. Ada orang-orang yang pasif terlalu toleran, atau sebaliknya yakni orang-orang yang agresif (terlalu tegas,red) memicu konflik. Catatan ini mengingatkan saya tentang budaya Indonesia. Jika dalam catatan ini ia mencontohkan negara-negara maju yang telah ditanamkan dengan baik asservative ini. Sangat berbeda dengan negara-negara yang belum maju alias berkembang seperti Indonesia ini. Atau contoh kecil misalnya pada suporter sepak bola yang sering membuat